Antisipasi Konflik di Timur Tengah, Pemerintah Gencar Cari Sumber Minyak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terbuka mencari sumber minyak dari berbagai negara untuk mengantisipasi dampak eskalasi perang di Timur Tengah antara Israel-Hamas Palestia.

Dikhawatirkan, perang ini menimbulkan hambatan logistik dan mengerek harga minyak mentah dunia dalam beberapa waktu ke depan.   

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyampaikan, memanasnya geopolitik di Timur Tengah akan mempengaruhi sisi logistik minyak. Jika pasokan minyak terganggu, tentu harga minyak akan naik.


Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Senin (16/10), Brent ke US$90,56 dan WTI ke US$87,43

Meski saat ini harga minyak mentah terus menguat, Tutuka menilai, kenaikannya belum terlalu signifikan. Beda cerita jika Amerika Serikat sudah merapat ke Timur Tengah, diprediksi harga minyak akan terus menanjak.

Apalagi ketika Iran dan Arab Saudi ikut berperang, lanjut Tutuka, akan membuat harga minyak dunia semakin mendidih. Persoalan ini pun juga akan berimbas pada Indonesia yang pasokan minyaknya paling besar diimpor dari Arab Saudi dan Nigeria.

“Sekarang kan kita impor minyak paling besar dari Arab Saudi dan Nigeria, banyak sih yang lain ada, tapi sebagian besar dari Saudi dan Nigeria. Kita membuka (peluang mencari minyak dari sumber lain), ada kita adjust, kalau ada masalah ini kita ambil dari mana dan sebagainya. Tetapi pasokan energi harus terpenuhi,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (16/10).

Menurutnya, prioritas utama ialah pasokan energi yang harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.

Baca Juga: Harga Minyak Naik di Awal Pekan, Ketegangan di Timur Tengah Bisa Memperketat Pasar

Tutuka menyampaikan, Indonesia memiliki Dewan Energi Nasional (DEN) yang bertugas menganalisis dan menyiapkan cadangan strategi dan operasinal untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri.

Perihal imbas kenaikan harga minyak terhadap harga BBM Subsidi, Tutuka bilang, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan instruksi langsung dari Presiden. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto