JAKARTA. Akhir pekan lalu, Sabtu (12/7) listrik di Bali tiba-tiba padam. Listrik padam diakibatkan adanya gangguan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) Situbondo–Banyuwangi. Hal ini menyebabkan kabel laut Jawa–Bali tidak dapat menyalurkan listrik.Maklum, saat ini, Bali masih mengandalkan pasokan listrik yang dialirkan oleh kabel bawah laut Jawa–Bali. Maka dari itu, jika kabel laut itu bermasalah, Bali akan terkena pemadaman listrik. Apalagi, bila prediksi adanya krisis listrik di Jawa tentu saja akan membawa dampak bagi Bali.Supaya tidak terjadi masalah lagi, untuk jangka pendek, PLN akan menambah kapasitas kabel bawah laut Jawa-Bali. Artinya, pasokan listrik Bali bisa dipastikan aman karena dengan adanya penambahan kabel tersebut, Bali bisa memperoleh lebih banyak pasokan listrik pada saat beban puncak.Bambang Dwiyanto, Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN menyatakan, Bali sudah harus mandiri dan wajib membangun pembangkit listrik sendiri di daerahnya, agar tidak mengandalkan pasokan dari kabel bawah laut yang berasal dari Jawa."Kapasitas listrik Bali mencapai 680 Megawatt (MW) hingga 700 MW, sedangkan pasokan dari kabel bawah laut 2x100 MW, beban Bali yang pernah dicapai pada bulan April sekitar 732 MW, namun maksimal transfer dari Jawa hanya 270 MW, maka dari itu, Pulau Bali membutuhkan pembangkit sendiri yang bisa memenuhi listriknya," terangnya kepada KONTAN, Senin (14/7).Saat ini, PLN juga tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di daerah Celukan Balang, Bali. PLN berharap PLTU Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng ini bisa memenuhi separuh kebutuhan listrik di Bali. Pembangunan PLTU Celukan sudah jalan, dan bisa beroperasi pada 2015. PLTU tersebut mempunyai kapasitas 390 MW dan pembangkit listrik ini akan memasok daya listrik 50% dari total kebutuhan listrik di Bali," terangnya.Dia menjelaskan, PLN telah menyiapkan, tiga unit PLTU Celukan Balang. Pengoperasian pembangkit ini akan dilakukan secara bertahap. "Tahun depan kami perkirakan satu unit bisa mulai beroperasi," terang Bambang. Adapun, satu unit pembangkit tersebut akan memiliki kapasitas 130 MW. Sedangkan jika tiga unit selesai dan bisa beroperasi semua akan menghasilkan setrum sekitar 390 MW.Bambang juga menjelaskan, selain membangun PLTU sendiri, Bali juga memiliki potensi panas bumi alias geotermal di daerah Bedugul. Namun, hal itu belum tergarap oleh PLN atau pengembang listrik swasta. "Hasilnya ada, sudah terlihat, tetapi belum digarap. Potensi dominan listrik disana bisa terbantu juga dari geotermal tersebut," tutupnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Antisipasi listrik Bali, PLN bangun PLTU
JAKARTA. Akhir pekan lalu, Sabtu (12/7) listrik di Bali tiba-tiba padam. Listrik padam diakibatkan adanya gangguan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) Situbondo–Banyuwangi. Hal ini menyebabkan kabel laut Jawa–Bali tidak dapat menyalurkan listrik.Maklum, saat ini, Bali masih mengandalkan pasokan listrik yang dialirkan oleh kabel bawah laut Jawa–Bali. Maka dari itu, jika kabel laut itu bermasalah, Bali akan terkena pemadaman listrik. Apalagi, bila prediksi adanya krisis listrik di Jawa tentu saja akan membawa dampak bagi Bali.Supaya tidak terjadi masalah lagi, untuk jangka pendek, PLN akan menambah kapasitas kabel bawah laut Jawa-Bali. Artinya, pasokan listrik Bali bisa dipastikan aman karena dengan adanya penambahan kabel tersebut, Bali bisa memperoleh lebih banyak pasokan listrik pada saat beban puncak.Bambang Dwiyanto, Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN menyatakan, Bali sudah harus mandiri dan wajib membangun pembangkit listrik sendiri di daerahnya, agar tidak mengandalkan pasokan dari kabel bawah laut yang berasal dari Jawa."Kapasitas listrik Bali mencapai 680 Megawatt (MW) hingga 700 MW, sedangkan pasokan dari kabel bawah laut 2x100 MW, beban Bali yang pernah dicapai pada bulan April sekitar 732 MW, namun maksimal transfer dari Jawa hanya 270 MW, maka dari itu, Pulau Bali membutuhkan pembangkit sendiri yang bisa memenuhi listriknya," terangnya kepada KONTAN, Senin (14/7).Saat ini, PLN juga tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di daerah Celukan Balang, Bali. PLN berharap PLTU Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng ini bisa memenuhi separuh kebutuhan listrik di Bali. Pembangunan PLTU Celukan sudah jalan, dan bisa beroperasi pada 2015. PLTU tersebut mempunyai kapasitas 390 MW dan pembangkit listrik ini akan memasok daya listrik 50% dari total kebutuhan listrik di Bali," terangnya.Dia menjelaskan, PLN telah menyiapkan, tiga unit PLTU Celukan Balang. Pengoperasian pembangkit ini akan dilakukan secara bertahap. "Tahun depan kami perkirakan satu unit bisa mulai beroperasi," terang Bambang. Adapun, satu unit pembangkit tersebut akan memiliki kapasitas 130 MW. Sedangkan jika tiga unit selesai dan bisa beroperasi semua akan menghasilkan setrum sekitar 390 MW.Bambang juga menjelaskan, selain membangun PLTU sendiri, Bali juga memiliki potensi panas bumi alias geotermal di daerah Bedugul. Namun, hal itu belum tergarap oleh PLN atau pengembang listrik swasta. "Hasilnya ada, sudah terlihat, tetapi belum digarap. Potensi dominan listrik disana bisa terbantu juga dari geotermal tersebut," tutupnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News