Antisipasi Normalisasi Kebijakan Moneter Negara Maju, Begini Saran Negara G20



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, beberapa negara maju sudah menunjukkan pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan semula. 

Sebut saja negara adidaya Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara maju lainnya. Dengan pemulihan ekonomi ini, negara-negara maju tersebut mau tak mau melakukan normalisasi kebijakan. 

Sebaliknya, negara-negara berkembang masih berjuang untuk memperbaiki perekonomian mereka, termasuk Indonesia. Dengan adanya normalisasi kebijakan negara maju, bukan tak mungkin jalan untuk perbaikan ekonomi negara berkembang bakal makin terjal. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, hal ini menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam pertemuan kedua para menteri keuangan dan pimpinan bank sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) pada 17 Februari 2022 hingga 18 Februari 2022. 

Negara-negara G20 memandang, sangat penting agar pemulihan berjalan bersama dan dalam jangka waktu panjang, tanpa memberikan dampak luka memar dan menimbulkan kesenjangan. 

Baca Juga: Negara G20 Ingin Terapkan 2 Pilar Kebijakan Perpajakan Internasional Ini Tahun Depan

Perry bilang, negara-negara G20 berhasil merumuskan imbauan bagi negara-negara maju maupun negara-negara berkembang dalam menghadapi hal ini. 

Menurutnya, negara-negara maju perlu melakukan normalisasi kebijakan, khususnya moneter, dengan kalibrasi yang baik, direncanakan dengan baik, dan dikomunikasikan dengan baik kepada negara-negara berkembang. 

“Sehingga, negara-negara berkembang bisa menyesuaikan dengan kondisinya. Bagaimanapun, ini berkaitan dengan langkah antisipasi yang bisa disiapkan oleh negara-negara berkembang,” kata Perry dalam konferensi pers secara daring, Jumat (18/2). 

Sedangkan untuk negara berkembang, perlu adanya antisipasi dengan menerapkan kebijakan ekonomi makro dan sistem keuangan secara sehat. 

“Termasuk juga kebijakan moneter tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, tetapi juga kuat mengatasi dampak rambatan dari kondisi global tadi,” tambah Perry. 

Baca Juga: BI Beberkan 3 Strategi Ekonomi Hijau untuk Dorong Inisiatif Keuangan Berkelanjutan

Negara-negara berkembang juga perlu menerapkan kebijakan pengelolaan lalu lintas modal, manajemen aliran modal asing sehingga masih ada aliran modal asing yang masuk (capital inflows) sehingga mendukung pemulhan ekonomi. 

Tidak bergantung dengan hanya satu mata uang asing juga menjadi hal yang penting. Dalam hal ini, G20 memanang perlunya diversifikasi penggunaan mata uang dalam transaksi perdagangan dan investasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi