KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia hari ini, Senin (11/3) ditutup beragam. Analis mengantisipasi akan terjadinya
profit taking pada beberapa indeks Asia, seiring dengan beberapa indeks yang cetak rekor tertingginya. Melansir RTI, Senin (11/3) Nikkei 225 Index ditutup melemah 2,19% ke level 38.820 pada perdagangan hari ini. Sementara bursa saham Hang Seng bergerak menguat 1,43% ke level 16.587. Lalu bursa saham Shanghai bergerak menguat tipis sebanyak 0,74% ke level 3.068. Kemudian bursa Straits Times bergerak melemah sebanyak 0,28% menjadi 3.138.
Baca Juga: Waspadai Potensi Terjadinya Profit Taking pada Beberapa Indeks Saham di Asia Kemudian Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) masih tutup karena adanya perayaan hari nyepi 2024. IHSG pada perdagangan Jumat (8/3) ditutup menguat 0,11% atau 7,943 poin ke level 7.381,907. Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menilai, pekan ini bursa Asia akan bergerak
bullish, terlebih pada indeks SENSEX, IHSG, Nikkei, dan TWSE yang masih terdorong penguatan kinerja emiten-emiten serta pelonggaran kebijakan moneter. "Pekan ini investor tengah berhati-hati menjelang rilis data inflasi AS bulan Februari untuk petunjuk keputusan kebijakan moneter Federal Reserve," kata Oktavianus kepada Kontan.co.id, Senin (11/3). Oktavianus memperkirakan SENSEX bergerak dengan resistance 74.710 dan support 72.590, kemudian IHSG bergerak dengan resistance 7.475 dan support 7.307, lalu Nikkei resistance bergerak 40.600 dengan support 36.900, TWSE bergerak dengan support 19.350 dan resistance 20.300, dan STI bergerak dengan support 3.100 dan resistance 3.180.
Baca Juga: Bursa China naik karena Inflasi Meningkat, Saham Teknologi Memimpin HK Lebih Tinggi "Kami melihat SENSEX India, KOSPI Korea, JCI Indonesia TWSE Taiwan akan menjadi pilihan investor asing di tengah potensi pemangkasan suku bunga Fed yang membuat terjadi inflow," tuturnya. Seperti di tahun lalu, data dari
Reuters menunjukkan saham-saham India memiliki arus masuk terbesar tahun lalu, dengan pembelian asing bersih sebesar US$ 20,74 miliar, yang terbanyak sejak tahun 2020. Saham-saham Korea Selatan dan Taiwan terjadi arus masuk asing masing-masing sebesar US$ 10,12 miliar dan US$ 3,45 miliar. Sementara itu, pada pekan lalu SENSEX mencatatkan rekor tertingginya. Hal ini disebabkan inflasi India kemungkinan melonggar menjadi level terendah dalam empat bulan sebesar 5,02%, sementara produksi industri diperkirakan akan tumbuh menjadi 4,1%, yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam tiga bulan. Nikkei yang mencatatkan
all time high melewati 40.000 pertama kali di pekan lalu didorong perbaikan kenaikan angka PDB kuartal IV-2023 yang juga meningkatkan potensi Bank of Japan untuk bisa mulai menaikkan suku bunga. Lalu IHSG serupa dengan Nikkei yang berhasil mencatatkan
all time high di level 7.381 dengan didorong rilis kinerja positif dan pembagian dividen dari big bank, serta dari eksternal adanya potensi pemangkasan suku bunga Fed yang mendorong
inflow asing.
Baca Juga: Bursa Australia Terpeleset dari Rekor Tertinggi Senin (11/3), Terseret Saham Bank TWSE juga berhasil mencatatkan kenaikan didorong pertumbuhan peluang bisnis kecerdasan buatan (AI), peningkatan ekspor, dan pengurangan lambat inventaris dalam rantai pasokan semikonduktor. Shanghai masih alami kenaikan pekan lalu meski mulai terbatas dengan sentimen investor masih menilai angka inflasi China terbaru. Akhir pekan lalu, data menunjukkan harga konsumen di China naik 0,7% year on yea pada Februari 2024. "Sedangkan untuk STI, KOSPI dan FKLCI cenderung bergerak mixed," tutup Oktavianus. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli