Antisipasi Ramadan, industri dongkrak produksi



JAKARTA. Pelaku industri makanan dan minuman domestik mulai meningkatkan distribusi produk ke berbagai depo di daerah untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama Ramadan dan Lebaran.

Ketua Gabungan Pengusaha Makananan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi Lukman bilang, peningkatan pasokan produk makanan dan minuman di daerah rata-rata mencapai 50%. Dengan jaminan pasokan ini, ia berharap gejolak harga produk makanan dan minuman bisa diredam. "Kenaikan pasokan sudah mulai dilakukan sejak bulan lalu," katanya, Senin (1/7).

Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, lonjakan permintaan terbesar terjadi pada produk biskuit dan sirup. Adhi bilang, permintaan dua jenis produk ini melonjak 100% ketimbang hari biasa.


Peningkatan permintaan produk makanan minuman juga diyakini oleh PT Ultra Prima Abadi. Secara historis, produsen wafer Tanggo ini mampu mencatatkan kenaikan permintaan produk sekitar 30%-40% ketimbang bulan biasa. Makanya, "Kami selalu menyiapkan stok lebih untuk mengantisipasi lonjakan tersebut," kata Direktur Ultra Prima, Charles Klamodarso.

Permintaan beberapa jenis produk seperti wafer, biskuit, dan minuman ringan memang mencatatkan lonjakan terbesar saat Ramadhan dan Lebaran. Sebab, selain untuk konsumsi pribadi, kata Charles, jenis produk ini juga dipakai untuk bingkisan lebaran.

Adhi bilang, peningkatan pasokan di daerah juga dilakukan untuk mengantisipasi masalah transportasi akibat larangan penyeberangan pada H-7 lebaran melalui jalur laut. Pada saat itu, angkutan laut hanya boleh mengangkut pemudik dan sembilan bahan kebutuhan pokok.

Masalah distribusi menjelang lebaran juga dihadapi oleh produsen air minum dalam kemasan (AMDK). Lantaran aturan pembatasan distribusi ini, bisa saja terjadi kelangkaan AMDK di pasar.

Ketua Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Hendro Baroeno bilang, saat ini Direktorat Jenderal Pedagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan sudah mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan agar beberapa produk lain di luar sembako diizinkan melintas saat H-7 lebaran. "Ada beberapa produk di dalamnya, termasuk AMDK. Jadi kami tunggu keputusannya," katanya.

Hendro bilang, saat lebaran, konsumen AMDK berpindah ke daerah tujuan mudik. Bila biasanya 40% peredaran AMDK berada di kawasan Jabodetabek, pada saat mudik, alur distribusi AMDK ikut berubah.

Saat ini, kata Hendro, produsen AMDK sudah menaikkan produksi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan