KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kini tengah menggodok revisi beleid untuk memperketat peredaran mesin pelinting.

Kemenperin kini tengah merevisi Permenperin Nomor 72 Tahun 2008 tentang Pendaftaran dan Pengawasan Penggunaan Mesin Linting Sigaret (rokok) sebagai antisipasi maraknya produksi dan peredaran rokok ilegal di tengah masyarakat.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin Merrijantij Punguan mengungkapkan, maraknya peredaran rokok ilegal kian dikhawatirkan menekan bisnis Industri Hasil Tembakau (IHT). 

"Registrasi mesin pelinting ini akan kita coba lakukan semuanya melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). Jadi ke depan akan ada perubahan yang cukup fundamental dalam registrasinya," kata Merri dikutip Kamis (2/1).

Baca Juga: Kemenperin Beberkan Tantangan Industri Hasil Tembakau Tahun 2025

Selain itu, Kemenperin juga akan memperketat distribusi mesin pelinting. Ke depannya, mesin pelinting tidak lagi diperjualbelikan sebagai barang bebas. 

Dalam usulan Kemenperin, pembelian mesin pelinting hanya dapat dilakukan melalui Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Selanjutnya, jual beli atau perpindahan mesin pelinting juga akan tercatat dan menjadi poin aturan dalam revisi beleid ini.

Merri menjelaskan, rencana kenaikan Harga Jual Eceran (HJE) dan penurunan daya beli masyarakat serta maraknya peredaran rokok ilegal memberikan tekanan bagi IHT. Selain itu, rencana standarisasi kemasan rokok dikhawatirkan kian memuluskan peredaran rokok ilegal karena akan sulit dibedakan.

"Itu yang kita khawatirkan, rokok ilegal akan semakin masif apalagi dengan wacana standarisasi kemasan. Artinya nanti kalau standarisasi kemasan ini jadi diimplementasikan kita gak bisa membedakan mana rokok legal mana rokok ilegal, karena semua akan menggunakan kemasan yang sama," pungkas Merri.

Selanjutnya: Tentara Yaman Tembak Jatuh Drone Canggih MQ-9 yang Nilainya Lebih dari Rp 0,5 triliun

Menarik Dibaca: Miss V Sehat Seperti Apa? Ini 4 Tanda Miss V Sehat yang Harus Moms Tahu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari