Antisipasi tarif impor, harga aluminium diramal konsolidasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alumunium diperkirakan akan masuk area konsolidasi pada pekan depan. Pasar akan menunggu Presiden AS Donald Trump yang hendak menandatangani aturan pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor aluminium sebesar 25%. Kebijakan tersebut akan diteken pada pekan depan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (2/3), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) ditutup naik 0,70% menjadi US$ 2.147 per metrik ton. Sepekan berjalan, harga aluminium sudah turun 1,74%.

Andri mengatakan, pelaku pasar masih akan menunggu keputusan Trump, sehingga harga aluminium kemungkinan akan bergejolak, tetapi dalam rentang konsolidasi.


Selain itu, pergerakan dollar AS juga masih berpengaruh terhadap harga aluminium. Saat ini, dollar AS sedang melemah karena pernyataan Trump bisa menyulut terjadinya perang dagang alias trade war. Andri mengatakan, apabila dollar AS terus melemah, maka harga aluminium punya potensi menguat. Namun, penguatan tersebut tidak akan tinggi.

Sementara, jika terjadi penguatan mata uang Paman Sam, pelemahan harga aluminium pun juga tidak terlalu dalam. "Jadi konsolidasi sambil melihat kebijakan Trump apakah benar dijalankan atau ada perkembangan perubahan mengenai tarif impornya," kata Andri, Jumat (2/3)

Lanjut Andri, harga aluminium di Shanghai Futures Exchange (SHFE) sudah mulai turun. "Jika di China harga berlanjut turun, maka penguatan harga aluminium pada Senin depan akan terbatas," katanya.

Hingga saat ini, Andri belum melihat ada faktor lain yang bisa mengangkat harga aluminium. Sentimen yang masih mendominasi adalah pernyataan Donald Trump.

Prediksi Andri, Senin (5/3) depan, harga aluminium akan bergerak di rentang US$ 2.160-US$ 2.120 per metrik ton. Sementara, sepekan, ia memproyeksikan harga aluminium bergerak di US$ 2.100-US$ 2.170 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini