JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berniat mengusulkan dividen tahun buku 2011 di kisaran 30% dari laba bersih yang dicetak tahun lalu. Di akhir Desember 2011, perusahaan pelat merah ini mencetak laba bersih Rp 1,93 triliun."Usulan dividen 2011 di kisaran 30% - 50%. Tapi karena ada rencana ekspansi, jadi angka 30% itu angka yang bagus," kata Direktur Utama ANTM Alwin Syah Lubis di Jakarta, Rabu (18/4). Tahun lalu, ANTM mengusulkan dividen final dari tahun buku 2010 sebesar 40%.Dengan adanya ekpansi besar-besar tahun ini, ANTM memang berniat memberitahukan hal tersebut ke pemerintah sebagai pemilik saham mayoritas. "Kami punya investasi cukup besar tahun ini dan tahun depan, sehingga kami minta agar pemerintah mempertimbangkan," jelasnya. Sementara untuk penjualan di kuartal pertama tahun ini, ternyata tidak sesuai ekspektasi. "Penjualan masih 22% dibandingkan target akhir tahun," ungkap Alwin. Hal ini terjadi karena memang ada perbaikan dari alat produksi feronikel yang berada di Pomala.Untuk harga jual pun tidak sebaik tahun lalu, karena harganya hampir mirip dengan yang terjadi di akhir 2011. "Sekitar Rp 17.000 hingga Rp 18.000 untuk nikel, dan emas beberapa hari ini turun tapi selama kuartal pertama itu di US$ 1.680 per ons troy," jelas Alwin.Walaupun begitu, Alwin tetap optimis, harga komoditas dapat kembali naik di kuartal kedua. "Kan memang biasa kalau di awal tahun itu harga komoditi tidak begitu tinggi," imbuhnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ANTM akan usul dividen 30% dari laba 2011
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berniat mengusulkan dividen tahun buku 2011 di kisaran 30% dari laba bersih yang dicetak tahun lalu. Di akhir Desember 2011, perusahaan pelat merah ini mencetak laba bersih Rp 1,93 triliun."Usulan dividen 2011 di kisaran 30% - 50%. Tapi karena ada rencana ekspansi, jadi angka 30% itu angka yang bagus," kata Direktur Utama ANTM Alwin Syah Lubis di Jakarta, Rabu (18/4). Tahun lalu, ANTM mengusulkan dividen final dari tahun buku 2010 sebesar 40%.Dengan adanya ekpansi besar-besar tahun ini, ANTM memang berniat memberitahukan hal tersebut ke pemerintah sebagai pemilik saham mayoritas. "Kami punya investasi cukup besar tahun ini dan tahun depan, sehingga kami minta agar pemerintah mempertimbangkan," jelasnya. Sementara untuk penjualan di kuartal pertama tahun ini, ternyata tidak sesuai ekspektasi. "Penjualan masih 22% dibandingkan target akhir tahun," ungkap Alwin. Hal ini terjadi karena memang ada perbaikan dari alat produksi feronikel yang berada di Pomala.Untuk harga jual pun tidak sebaik tahun lalu, karena harganya hampir mirip dengan yang terjadi di akhir 2011. "Sekitar Rp 17.000 hingga Rp 18.000 untuk nikel, dan emas beberapa hari ini turun tapi selama kuartal pertama itu di US$ 1.680 per ons troy," jelas Alwin.Walaupun begitu, Alwin tetap optimis, harga komoditas dapat kembali naik di kuartal kedua. "Kan memang biasa kalau di awal tahun itu harga komoditi tidak begitu tinggi," imbuhnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News