ANTM mengejar US$ 200 juta dari CGA



JAKARTA. Proyek Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat milik PT Aneka Tambang Tbk (AMTM) akan memasuki tahap uji produksi (commisioning) pada Oktober mendatang. ANTM memperkirakan, mega proyek senilai US$ 490 juta tersebut bakal menyumbang pendapatan hingga US$ 200 juta per tahun.Direktur Keuangan ANTM, Djaja M. Tambunan, mengatakan, di sisa tahun ini, pihaknya ingin memfokuskan diri ke proyek CGA Tayan yang bisa memberikan pendapatan lumayan bagi ANTM. Untuk tahap awal, proyek itu diprediksi akan menyumbang 60%-70% pendapatan ke ANTM dari target US$ 200 juta.Target ANTM, CGA Tayan beroperasi penuh tahun 2015 mendatang. "Karena akhir tahun masih commissioning, kontribusi pendapatan dari proyek ini ke tahun depan mungkin belum maksimal," terang Djaja kepada KONTAN, Selasa (10/9).CGA merupakan salah satu proyek kunci ANTM untuk fokus pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit. Proyek CGA merupakan pengolahan bauksit menjadi produk bahan kimia aluminium dan alumina bagi industri.Kapasitas total CGA Tayan mencapai 300.000 ton per tahun. ANTM berencana mengekspor dua pertiga produksi, atau setara 200.000 ton, ke Jepang dan sisanya ke pasar domestik. Harga perolehan rata-rata atau average selling price (ASP) diperkirakan mencapai US$ 667 per ton, dengan beban produksi sekitar US$ 250-US$ 350 per ton.Asal tahu saja, selain proyek CGA, ANTM juga memiliki proyek proyek smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat. Belanja modal alias capital expenditure (capex) proyek SGA Mempawah yang semula bernilai US$ 1,8 miliar-US$ 1,9 miliar, kini turun menjadi US$ 1,4 miliar-US$ 1,5 miliar setelah melewati uji kelayakan.Korporat asing dari Rusia, China, Jepang, dan Amerika Serikat sudah mengajukan penawaran menjadi mitra ANTM di Mempawah. Butuh waktu 3 tahun mengerjakan proyek SGA. ANTM memprediksikan, produksi SGA Mempawah mencapai 1,2 juta metrik ton per tahun. Namun "Untuk sisa tahun ini, kami fokus di CGA dulu," jelas Djaja.Lebih konservatifWilim Hadiwijaya, analis Ciptadana Securities berpendapat, ekspansi ANTM pada proyek CGA Tayan merupakan salah satu langkah cerdik dalam mengatasi fluktuasi harga komoditas. Penjualan CGA Tayan, lanjut Wilim, diperkirakan bisa menyumbang kontribusi sebesar 20% dari total pendapatan ANTM.Sebagai catatan, pada tahun 2012 lalu, total pendapatan konsolidasi ANTM tercatat sebanyak Rp 10,45 triliun. Hingga pertengahan 2013, pendapatan ANTM sudah mencapai Rp 6,13 triliun, alias tumbuh 36,53% dibandingkan periode yang sama di 2012 yang sebesar Rp 4,49 triliun.Di sisi lain, ANTM memang masih didera penurunan harga komoditas. Sebelumnya, Wilim sangat optimistis menilai prospek ANTM. Sayang, kinerja kuartal II-2013 emiten badan usaha milik negara (BUMN) tersebut masih di bawah ekspektasi. Dus, Wilim pun berniat menghitung ulang valuasi ANTM. "Di kuartal II 2013 masih ada sedikit net loss. Makanya kami me-review ulang prospek ANTM," ujar dia. Wilim juga masih belum menyebutkan rekomendasinya bagi saham ANTM.Tahun ini, Wilim melihat, ANTM lebih berhati-hati. Salah satu indikasinya adalah alokasi dana belanja modal yang sedikit ditekan. Kata Wilim, kinerja ANTM kelak banyak terdongkrak dari proyek CGA. Dia memperkirakan harga komoditas, khususnya nikel, akan kembali pulih seiring permintaan global yang membaik. Kemarin, harga saham ANTM turun 6,76% ke posisi Rp 1.380 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yuwono Triatmodjo