Antrian pengunjung Monas capai 4 jam



JAKARTA. Sejak hari kedua libur Lebaran, Monumen Nasional dikunjungi ribuan wisatawan. Mereka tidak hanya datang dari Jakarta dan sekitarnya. Kondisi ini menyebabkan para wisatawan harus mengantre berjam-jam untuk bisa mencapai puncak Monas. Meskipun demikian hal itu tidak menyurutkan niat mereka untuk menikmati pemandagan Kota Jakarta dari puncak Monas. "Sudah dari jam 10, Mbak. Ini karena anak libur jadi ya sekalian hiburan buat anak, capek sih tapi ya senang dapat tiket sampai puncak," ujar Soleh (40), wisatawan asal Manado, kepada Wartakotalive.com, Rabu (30/7). Soleh yang datang dari Manado itu sengaja berkunjung ke Jakarta dalam rangka berlebaran dengan keluarganya. Putrinya, Nabila (8) mengaku cukup lelah mengantre sejak pagi, namun ia senang karena sebentar lagi bisa melihat kota Jakarta dari tempat tinggi. Tak hanya Soleh, pengunjung lain pun juga harus menunggu lebih dari 4 jam untuk bisa naik ke Puncak Monas. Mirna (37), warga Depok, sengaja datang ke Monas guna mengisi waktu libur anak-anaknya. Hampir sama dengan Soleh, sudah mengantre hampir 4 jam. Meski merasa lelah dan kepanasan menunggu antrean, dirinya masih bersemangat. "Banyak yang enggak bisa naik, jadi ya cukup senang meski ngantre lama," katanya sambil maju satu langkah. Sementara, Rini Hariani, Kepala Unit Pengelola (UP) Monas, kepada Wartakotalive.com, mengatakan bahwa per Rabu siang, pengunjung yang berkesempatan naik hingga Puncak Monas sudah mencapai angka 1.999 orang. Menurut seorang petugas, antrean ke puncak Monas sudah terjadi sejak pukul 09.00. Meskipun demikian, suasananya tertib. Petugas lapangan yang sempat ditemui Wartakotalive.com di atas batu pualam Monas mengatakan bahwa antrean terjadi sejak pukul 09.00. Meski begitu, ia mengatakan, suasana tertib dan tak ada kendala. "Memang dibatasi 2.000 orang untuk ke puncak, setelah itu untuk pemegang tiket warna hijau hanya bisa naik hingga Cawan monas," kata petugas itu. (Agustin Setyo Wardani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan