Anugerah Kagum Karya Utama (AKKU) masih cari pendanaan baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Anugerah Kagum Karya Utama Tbk (AKKU) berencana membangun fasilitas pariwisata terpadu di Karangasem, Bali dan proyek properti di Setiabudi, Bandung. Saat ini perseroan masih terkendala untuk mendapatkan dana pembelian lahan proyek properti tersebut.

Presiden Direktur PT Anugerah Kagum Karya Utama Tbk, Herliansyah Rahadian mengurai, untuk lahan seluas sekitar 5 hektare (ha) di Karangasem, Bali misalnya membutuhkan dana sekitar Rp 235 miliar, namun yang tersedia saat ini masih Rp 224 miliar. 

Lalu, lahan di Bandung kisarannya butuh dana Rp 365 miliar, dimana perseroan baru memiliki Rp 323 miliar. "Sehingga ditotal, kurang lebih kami masih butuh dana Rp 80 miliar untuk menutupi kekurangan dan pengurusan pajak lainnya," urai Herliansyah kepada Kontan.co.id, Kamis (27/9). 


Kalau dana sudah dapat dan proyek dapat diselesaikan, paling tidak kata Herliansyah kedua lokasi dapat dijadikan aset atau ditawarkan kepada pihak ketiga untuk dijalankan bisnisnya dengan pola kerjasama.

Untuk menghimpun kekurangan dana tersebut, manajemen masih mengandalkan kemampuan internal. Sebab kata Herliansyah, untuk kondisi sekarang perseroan sangat sulit menerbitkan obligasi apalagi right issues.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa perseroan mencari beberapa cara, termasuk menawarkan kepemilikan saham atas anak usahanya, PT Eka Mandiri Anugerah Sejahtera (EMAS) kepada investor strategis. Anak usaha tersebut sebenarnya bakal membidani pembangunan proyek di Bali dan Bandung.

"Saat ini dari PT EMAS nya sudah nyatakan kesediaannya, diharapkan dana yang didapat nanti bisa digunakan untuk kegiatan pembelian tanah tersebut," kata Herliansyah. Kemungkinan porsi saham EMAS yang ditawarkan ialah 15%, meskipun kata Herliansyah kalau dana masih kurang porsinya dapat ditambah.

Sebelum itu, AKKU juga sempat mencari pendanaan dengan menawarkan 10% lembar sahamnya kepada investor strategis lainnya untuk melunasi pembayaran tanah tersebut. Meski ada satu investor lokal yang tertarik, namun proses finalnya tak berjalan mulus lantaran kata Herliansyah investor tersebut mundur dengan alasan yang tidak transparan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .