JAKARTA. Sejumlah perbankan di tanah air menargetkan kredit konsumer bisa mencatatkan pertumbuhan dua digit. Meskipun segmen kredit ini banyak terkena aturan, namun keuntungan pendapatan terbilang menggiurkan. Salah satunya adalah ANZ Indonesia. Ajay Mathur, Wakil Presiden Direktur Konsumer Bank ANZ Indonesia mengatakan, 60% pendapatan perusahaan berasal dari kredit konsumer.Bank yang berpusat di Australian ini membidik pertumbuhan kredit konsumer sebesar 14% pada tahun 2014. Segmen kredit konsumer yang masih besar adalah kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA), sedangkan kredit pemilikan rumah (KPR) masih kecil. "Kami mencatat total kredit konsumer sebesar Rp 7 triliun pada akhir tahun lalu," kata Luskito Hambali, Direktur Pembiayaan Konsumer Bank ANZ Indonesia.Jika tumbuh 14%, diperkirakan kredit konsumer naik Rp 980 miliar atau menjadi Rp 7,98 triliun pada akhir tahun ini. Luskito bilang, pihaknya akan membidik segmen konsumer melalui kartu kredit dan KTA. "Kedua segmen tersebut masih potensial untuk dibiayai," tambah Luskito.
ANZ Indonesia bidik kredit konsumer 14%
JAKARTA. Sejumlah perbankan di tanah air menargetkan kredit konsumer bisa mencatatkan pertumbuhan dua digit. Meskipun segmen kredit ini banyak terkena aturan, namun keuntungan pendapatan terbilang menggiurkan. Salah satunya adalah ANZ Indonesia. Ajay Mathur, Wakil Presiden Direktur Konsumer Bank ANZ Indonesia mengatakan, 60% pendapatan perusahaan berasal dari kredit konsumer.Bank yang berpusat di Australian ini membidik pertumbuhan kredit konsumer sebesar 14% pada tahun 2014. Segmen kredit konsumer yang masih besar adalah kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA), sedangkan kredit pemilikan rumah (KPR) masih kecil. "Kami mencatat total kredit konsumer sebesar Rp 7 triliun pada akhir tahun lalu," kata Luskito Hambali, Direktur Pembiayaan Konsumer Bank ANZ Indonesia.Jika tumbuh 14%, diperkirakan kredit konsumer naik Rp 980 miliar atau menjadi Rp 7,98 triliun pada akhir tahun ini. Luskito bilang, pihaknya akan membidik segmen konsumer melalui kartu kredit dan KTA. "Kedua segmen tersebut masih potensial untuk dibiayai," tambah Luskito.