ANZ Panin Tak Perlu Merger dengan RBS



JAKARTA. Rencana Australia and New Zealand Banking Group (ANZ) menaikkan kepemilikan sahamnya menjadi 99% di ANZ Panin Bank (ANZ Panin) dan mengambil alih bisnis ritel dan komersial The Royal Bank of Scotland (RBS) bakal berjalan mulus. Soalnya, Bank Indonesia (BI) tidak akan mengenakan kebijakan kepemilikan tunggal alias single presence policy (SPP) atas aksi korporasi ini.

Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan BI Joni Swastanto mengatakan, aturan SPP tidak berlaku karena ANZ hanya membeli sebagian bisnis RBS. "Jadi ANZ Panin Bank tidak perlu merger dengan RBS," ujarnya, Senin (5/4). Namun, Joni menegaskan, sampai saat ini BI belum menerima surat dari ANZ terkait rencana penambahan saham di ANZ Panin.

Nah, kalaupun bank sentral nanti sudah memberi lampu hijau, yang menjadi kendala adalah kemauan Bank Panin melepas 14% saham miliknya.


Sampai kini, Bank Panin mengaku belum membuat keputusan apa pun terkait rencana ANZ. "Itu rencana ANZ Panin saja," Kata Roosniati Solihin, Wakil Direktur Utama Panin Bank. (KONTAN, 5 April 2010).

Seperti yang KONTAN beritakan, ANZ berniat meningkatkan kepemilikan di ANZ Panin dengan membeli 14% saham yang dimiliki Panin Bank. Jika terealisasi, maka kepemilikan Panin Bank hanya akan tersisa 1%.

Untuk hajatan ini, ANZ sudah menyiapkan dana US$ 44 juta. "Kami sedang melakukan pembicaraan lanjutan dengan Bank Panin dan keputusan final menunggu persersetujuan BI," ujar Chief Executive Officer ANZ Asia Pacific, Eropa, dan Amerika Alex Thursby.

ANZ juga berencana mengambil alih unit bisnis RBS. Akuisisi ini rencananya tuntas bulan Juni 2010. Untuk pembelian ini, ANZ telah menyiapkan dana US$ 100 juta. Akuisisi meliputi 28 kantor cabang di 11 kota dan 1.000 orang karyawan tetap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.