Aora TV Rumahkan Para Karyawan



JAKARTA. Nasib televisi berbayar Aora TV makin tidak menentu. PT Karya Megah Adijaya, penyelenggara siaran televisi berbayar alias pay TV yang mengusung merek Aora TV, merumahkan 90% dari total 120 orang karyawannya sejak September 2009 lalu.

Karya Megah mengambil langkah ini karena operasional Aora TV macet. Menurut seorang karyawan yang ikut mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), pemecatan dilakukan sepihak.

"Untungnya hak kami dibayarkan, padahal tadinya mau tidak dibayar," tutur karyawan yang tidak mau disebut namanya itu kepada KONTAN, Selasa lalu (20/10). Padahal menurutnya, Aora TV masih memiliki prospek yang bagus. Hanya saja manajemen perusahaan penyedia jasa televisi berbayar ini tidak beres.


Presiden Direktur Karya Megah Adijaya Gaby Motuloh tidak membantah pihaknya telah merumahkan karyawan sejak sebulan silam. Ia mengakui hal itu dilakukan lantaran bisnis Aora TV tersendat.

Gaby mengakui Liga Inggris menjadi salah satu faktor yang membuat bisnis Aora TV melambat. Sekadar mengingatkan, Aora TV mendapatkan hak siar kompetisi sepakbola Liga Inggris 2008/2009.

Aora TV membeli hak siar tersebut senilai US$ 20 juta. Kalau dihitung dari kurs saat itu yang cuma Rp 9.200 per dolar Amerika Serikat (AS), Aora TV mendapat hak siar dengan biaya Rp 184 miliar.

Saat itu, pelanggan Aora TV langsung membeludak. Tapi belakangan, salah satu televisi swasta Indonesia juga ikut menayangkan acara tersebut. "Karena TV terestrial masuk, penggemar Liga Inggris kan tidak harus membeli pay TV," tutur Gaby.

Alhasil, pertumbuhan jumlah pelanggan Aora TV pun berhenti. Dalam catatan Gaby, sampai Agustus 2009 jumlah pelanggan Aora TV hanya 23.500 orang.

Kondisi Aora juga semakin buruk setelah tidak ikut menyiarkan Liga Inggris musim 2009/2010. Maklum, kebanyakan pelanggannya yang adalah penggemar sepakbola lantas memilih berhenti berlangganan. "Begitu masuk musim baru, dan Aora tidak pegang hak siar, banyak pelanggan yang berhenti," keluh Gaby.

Salah satu pelanggan yang berhenti adalah Gusmaiwan Lubis. Pria yang berlangganan Aora TV sejak April 2009 ini memutuskan tidak terus berlangganan. Ia mengaku berlangganan Aora TV karena Liga Inggris. "Setelah tidak menyiarkan Liga Inggris, saya tidak tertarik meneruskan berlangganan," ujarnya.

Walaupun begitu, pemilik Aora TV masih berusaha mempertahankan bisnisnya. Kata Gaby, saat ini Aora tengah mencari mitra untuk kerjasama pendanaan dan operasional. Ia mengaku sudah ada perusahaan yang tengah menjajaki kerjasama itu. Namun Gaby menolak menyebut calon mitra tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan