JAKARTA. PT Angkasa Pura I (AP I) melanjutkan rencana membangun bandara di Kulon Progo, Yogyakarta. Operator bandara ini menyusun agenda bisnis setelah Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan putusan kasasi yang menguatkan izin penetapan lokasi bandara di Kulon Progo. Yushan Sayuti, Direktur Operasi PT Angkasa Pura I bilang, mereka punya target akhir tahun 2016 sudah bisa memulai kontruksi. “Dalam jangka waktu 1 tahun tanah harus sudah dibebaskan dan dibeli,” ujar Yushan Sayuti, Direktur Operasi PT Angkasa Pura I kepada Kontan, Jumat (9/10).
Pembebasan lahan itu akan dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan perseroan hanya tinggal menyerahkan dananya saja. Yushan berharap, setelah adanya putusan kasasi ini persoalan pembebasan lahan tidak akan menjadi masalah. Apalagi saat ini bandara Adi Sucipto sudah banyak menjadi keluhan konsumen. Ia memperkirakan jika proses konstruksi bisa dimulai akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017, bandara baru Yogyakarta itu bisa selesai dalam waktu sekitar 2,5 tahun. Menurutnya dalam proyek kali ini perseroan diuntungkan dari kondisi lahannya yang masih betul-betul baru. “Nantinya bandara Adi Sucitpto akan digunakan sepenuhnya oleh TNI dan bandara Kulonprogo akan digunakan untuk penerbangan sipil,” tandasnya. Dalam hitung-hitungan awal, proyek bandara Kulonprogo ini diperkirakan akan menghabiskan anggaran hingga Rp 5 triliun. Sayangnya ketika dikonfirmasi mengenai kepastian dana yang dibutuhkan, Yushan justru mengaku tidak ingat. Ia hanya memastikan perseroan mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, entah itu mengandalkan pijaman perbankan maupun pengajuan Penyertaan Modal Negara (PMN). Saat ini bandara Adi Sucipto dioperasikan melebihi kapasitas daya tampung yang seharusnya. Dari kapasitas awal 1,2 juta penumpang per tahun, ternyata sejak tahun 2003 sudah digunakan untuk melayani 2,4 juta penumpang. Setiap tahunnya kapasitasnya rata-rata tumbuh hingga 11%. Perluas bandara lain Selain mengembangkan bandara di Yogyakarta, perseroan kini juga tengah mengembangkan bandara Ahmad Yani, Semarang dan bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin. Kedua bandara yang telah beroperasi tersebut akan mendapatkan tambahan terminal dan apron baru. “Yang di Semarang kan sudah jalan tetapi kami mengalami kesulitan dalam hal lahannya,” ungkapnya. Dibandingkan kondisi tanah bandara Kulonprogo, bandara Ahmad Yani agak sedikit sulit dikerjakan karena kebanyakan lahannya merupakan rawa-rawa. Nantinya, terminal baru Bandara A Yani akan memiliki luas 40.900 meter persegi (m2), apron pesawat 61.344 m2 dan parkir seluas 43.500 m2. Proses konstruksi yang terbagi dalam 4 tahapan itu diperkirakan akan selesai tahun 2017.
Sedangkan untuk bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin sampai saat ini Angkasa Pura masih terkendala persoalan lahan. Kata Yushan masih ada beberapa kepala keluarga yang belum bersedia menyerahkan lahannya. Perseroan menargetkan proses konstruksi bisa dimulai tahun depan dan pengerjaannya bisa selesai dalam waktu 2-3 tahun. Dengan perluasan terminal menjadi 125.00 m2 diharapkan kapastias bandara bisa meningkat hingga 10 juta penumpang per tahun. Selama tahun 2014 lalu, Bandara Syamsudin Noor telah melayani 3,7 juta penumpang. Padahal kapasitas terminal seluas 6.600 m2 ini hanya sekitar 1,3 juta penumpang per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri