JAKARTA. PT Angkasa Pura (AP) I optimistis dalam menyambut tahun 2017. Pengelola bandara ini menargetkan bisa mencetak pendapatan hingga Rp 7,9 triliun atau tumbuh 29% dari perkiraan pencapaian pendapatan tahun ini Rp 6,1 triliun. Target agresif tersebut sejalan dengan optimisme AP I bahwa jumlah penumpang yang akan dilayani bandara yang mereka kelola akan meningkat. AP I membidik jumlah penumpang mencapai 89,9 juta, tumbuh 7,3% dibanding dengan estimasi tahun ini yakni bisa mencapai 83,8 juta. Sementara traffik pesawat di bandara AP I ditargetkan 830.800 pergerakan atau tumbuh 6,5% dari perkiraan realisasi tahun ini yakni mencapai 779.800 kali.
Israwadi, Sekretaris Perusahaan AP I meyakini penumpang tahun depan meningkat karena adanya penambahan rute baru di Bandara Juanda, Sepinggan, Sultan Hasanuddin, Adi Sumarno Solo dan Bandara Sam Ratulangi. "Di Bandara Sam Ratulangi ada penambahan rute setelah dibukanya penerbangan langsung dari Shenzhen-Manado dan di Solo juga ada tambahan rute baru tahun ini setelah Lion menjadikan bandara tersebut sebagai bandara Hub," jelas Israwadi pada KONTAN, Minggu (4/12). Selain itu, lanjutnya, potensi pertumbuhan penumpang juga akan ditopang oleh penambahan frekuensi penerbangan di Bandara Juanda. Dengan pertumbuhan tersebut, AP I optimis tahun depan bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik dengan target laba bersih lebih dari Rp 1 triliun. Israwadi memperkirakan potensi pertumbuhan penumpang terbesar kemungkinan akan terjadi di Solo dan Manado. Sementara tiga bandara terbesar yang dimiliki mereka yakni Surabaya, Makassar dan Bali potensi pertumbuhan penumpangnya sudah terbatas karena kapasitas ketiga bandara tersebut sudah sangat padat. Kapasitas penumpang bandara Juanda Surabaya sebenarnya hanya 13 juta, namun sepanjang tahun ini jumlah penumpang yang dilayani di bandara tersebut diperkirakan akan mencapai 17 juta. Sementara jumlah penumpang di Bandara Denpasar diperkirakan akan mencapai 14,7 juta hingga akhir tahun dan di Makassar 11 juta, sudah melebihi kapasitas yang tersedia. Target AP I tersebut belum memasukkan potensi pertambahan jumlah penumpang dari rencana pengambilalihan tiga bandara Unit Pelasana Teknis (UPT) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yakni Bandara Samarinda Baru, Bandara Tarakan dan Bandara Sentani. "Ini belum kita masukkan karena pengambialihan tersebut masih membutuhkan proses due diligen yang panjang. Ketiganya kemungkinan baru bisa dialihkan pada semester II 2017 karena asetnya belum sepenuhnya dimiliki Kemenhub," ungkap Israwadi. Proses pengalihan ketiga bandara tersebut nantinya akan dilakukan dengan skema penyertaan modal. Oleh karena itu, Israwadi mengatakan prosesnya masih membutuhkan waktu karena harus melibatkan banyak pihak seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perhubungan. Namun AP I melihat ketiga bandara UPT tersebut memiliki kelayakan yang bagus. Nantinya, ketiganya akan digunakan untuk menunjang bisnis perusahaan untuk turut mengembangkan industri pariwisata. Terus Ekspansi Tahun depan, AP I akan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 8,2 triliun untuk pengembangan tiga bandara yakni Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin dan Bandara Kuloprogo Yogyakarta. Pembangunan ketiga bandara tersebut merupakan bagian dari prioritas pengembangan lima bandara hingga tahun 2020. Dua proyek lainnya adalah pembangunan terminal 3 Bandara Juanda dan pembanguan bandara Hasanuddin Makkasar. Saat ini pengembangan Bandara Kulonprogo masih dalam tahap pembebasan lahan. AP I menargetkan pengadaan lahan tersebut sudah rampung pada pertengah Desember mendatang sehingga grounbreaking proyek ini bisa dimulai pada akhir Januari 2017. Bandara ini ditargetkan akan bisa melayani penumpang hingga 14 juta. Proyek ditargetkan bisa beroperasi tahun 2019 ini diperkirakan akan menelan investasi sebesar Rp 9,3 triliun. Sementara pengembangan Bandara Ahmada Yani saat ini masih dalam proses tender untuk pengerjaan konstruksi terminal. "Diharapkan penunjukan kontraktornya sudah selsai akhir Januari tahun depan sehingga bisa beroperasi tahun 2018," harap Israwadi. Saat ini bandara Ahmad Yani baru baru memiliki kapasitas penumpang 18.000. Dengan pengembangan yang memakan investasi Rp 2,1 triliun maka kapasitasnya akan meningkat menjadi 6 juta penumpang.
Menurut Israwadi pembangunan tempat parkir pesawat (apron) dan jalur penghubung antara landas pacu dan apron sudah rampung. tahun depan yang akan dilakukan tinggal pembangunan terminal dan sarana pendukungnya saja. Adapun bandara Banjarmasin saat ini masih dalam proses pembebsan lahan. Namun, AP I menargetkan konstruksi pengembangan bandara yang akan membutuhkan investasi Rp 2,3 triliun ini bisa dimulai tahun depan. Jika saat ini bandara Banjarmasin ini masih memiliki kapasitas penumpang 900.000 per tahun maka tahun depan ditargetkan bisa menampung penumpang 6 juta per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto