KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Penyedia layanan penerbangan tak berjadwal Whitesky Aviation menandatangani perjanjian Nota Kesepahaman (MoU) dengan pengelola jasa bandara Angkasa Pura (AP) II untuk pembangunan dan pengoperasian Heliport di Bandara Soekano-Hatta, Jumat (13/10). Dengan penandatanganan MoU tersebut, kedua pihak bertanggung jawab untuk penyusunan rencana bisnis dalam bentuk studi kelayakan yang menyeluruh baik dari aspek finansial, teknis, komersial, hukum maupun aspek terkait lainnya yang dipandang relevan. Hal ini termasuk mengoordinasikan terkait proses perencanaan, perizinan dan pelaksanaan pengusahaan heliport di bandara dengan instansi terkait sehubungan dengan rencana kerjasama. Denon Prawiraatmadja selaku Presiden Direktur Whitesky Aviation menyatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dengan terjalinnya kerjasama tersebut demi melengkapi moda transportasi dari dan menuju Bandara Soetta. "Sebagai operator dari layanan helikopter retail, kami berkomitmen untuk menjadikan helikopter sebagai bagian dari pengembangan moda transportasi perkotaan di Indonesia," ujarnya setelah menandatangani MoU di Bandara Soetta. Muhammad Awaluddin selaku Direktur Utama AP II menyatakan, penandatanganan MoU yang dilangsungkan hari ini merupakan tindaklanjut dari joint commitment yang sebelumnya telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. "Bisa dibilang ini adalah MoU plus karena sudah bicara framework agreement dan akan segera dituangkan dalam bentuk kerjasama. Kami juga mengapresiasi pihak Whitesky Aviation karena telah menginisiasi untuk membangun Heliport di Bandara Soetta yang dapat meningkatkan image dan reputasi Bandara Soetta," terang Awaluddin Bandara khusus helikopter ini akan menempati lahan sekitar 2,8 hektare dan terletak di jalan Parimeter Selatan, Neglasari atau masih disekitar area bandara udara internasional Soekarno–Hatta. Pembangunan heliport ini menjadi salah satu pembangunan moda transportasi perkotaan terutama moda transportasi pendukung dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta. Setelah penandatanganan ini, Angkasa Pura II dan Whitesky sepakat menindaklanjuti dalam bentuk Perjanjian Kerjasama. Diungkapkan Denon, heliport ini akan menjadi terminal utama dari Helicity yang akan melayani penumpang airline di Soekarno-Hatta yang akan ke Jakarta maupun kota-kota sekitarnya ataupun sebaliknya, dengan helikopter. Selain itu juga akan digunakan untuk evakuasi medis. Baik itu evakuasi medis dari luar kota menuju rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya, ataupun ke luar negeri dengan menggunakan maskapai udara. Heliport yang akan dibangun tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia dengan fasilitas yang lengkap untuk airport helikopter. Fasilitas yang akan dibangun di antaranya adalah sejumlah helipad, shooting point, hanggar khusus helikopter, kawasan kantor, fasilitas beserta personil untuk evakuasi medis dan lain sebagainya. Whitesky menargetkan pembangunannya akan rampung pada 2018 dan akan langsung beroperasi. Hal tersebut juga merupakan dukungan bagi pembangunan konektivitas transportasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah melalui Kementrian Perhubungan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
AP II dan Whitesky bangun heliport di Soetta
KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Penyedia layanan penerbangan tak berjadwal Whitesky Aviation menandatangani perjanjian Nota Kesepahaman (MoU) dengan pengelola jasa bandara Angkasa Pura (AP) II untuk pembangunan dan pengoperasian Heliport di Bandara Soekano-Hatta, Jumat (13/10). Dengan penandatanganan MoU tersebut, kedua pihak bertanggung jawab untuk penyusunan rencana bisnis dalam bentuk studi kelayakan yang menyeluruh baik dari aspek finansial, teknis, komersial, hukum maupun aspek terkait lainnya yang dipandang relevan. Hal ini termasuk mengoordinasikan terkait proses perencanaan, perizinan dan pelaksanaan pengusahaan heliport di bandara dengan instansi terkait sehubungan dengan rencana kerjasama. Denon Prawiraatmadja selaku Presiden Direktur Whitesky Aviation menyatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dengan terjalinnya kerjasama tersebut demi melengkapi moda transportasi dari dan menuju Bandara Soetta. "Sebagai operator dari layanan helikopter retail, kami berkomitmen untuk menjadikan helikopter sebagai bagian dari pengembangan moda transportasi perkotaan di Indonesia," ujarnya setelah menandatangani MoU di Bandara Soetta. Muhammad Awaluddin selaku Direktur Utama AP II menyatakan, penandatanganan MoU yang dilangsungkan hari ini merupakan tindaklanjut dari joint commitment yang sebelumnya telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. "Bisa dibilang ini adalah MoU plus karena sudah bicara framework agreement dan akan segera dituangkan dalam bentuk kerjasama. Kami juga mengapresiasi pihak Whitesky Aviation karena telah menginisiasi untuk membangun Heliport di Bandara Soetta yang dapat meningkatkan image dan reputasi Bandara Soetta," terang Awaluddin Bandara khusus helikopter ini akan menempati lahan sekitar 2,8 hektare dan terletak di jalan Parimeter Selatan, Neglasari atau masih disekitar area bandara udara internasional Soekarno–Hatta. Pembangunan heliport ini menjadi salah satu pembangunan moda transportasi perkotaan terutama moda transportasi pendukung dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta. Setelah penandatanganan ini, Angkasa Pura II dan Whitesky sepakat menindaklanjuti dalam bentuk Perjanjian Kerjasama. Diungkapkan Denon, heliport ini akan menjadi terminal utama dari Helicity yang akan melayani penumpang airline di Soekarno-Hatta yang akan ke Jakarta maupun kota-kota sekitarnya ataupun sebaliknya, dengan helikopter. Selain itu juga akan digunakan untuk evakuasi medis. Baik itu evakuasi medis dari luar kota menuju rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya, ataupun ke luar negeri dengan menggunakan maskapai udara. Heliport yang akan dibangun tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia dengan fasilitas yang lengkap untuk airport helikopter. Fasilitas yang akan dibangun di antaranya adalah sejumlah helipad, shooting point, hanggar khusus helikopter, kawasan kantor, fasilitas beserta personil untuk evakuasi medis dan lain sebagainya. Whitesky menargetkan pembangunannya akan rampung pada 2018 dan akan langsung beroperasi. Hal tersebut juga merupakan dukungan bagi pembangunan konektivitas transportasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah melalui Kementrian Perhubungan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News