KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simak pengertian
Affective Skills dalam dunia pendidikan. Dalam memahami pembelajaran terkait platform Merdeka Mengajar atau PMM, pihak guru sebagai agen perubahan perlu memahami salah satu pendekatan ini. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah pengertian dari
Affective skills. Keterampilan Afeksi dalam konteks pendidikan merujuk pada keterampilan yang berkaitan dengan aspek emosional dan sosial dari pembelajaran.
Affective skills mencakup kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi, serta kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain secara positif.
Nah,
Affective skills sering kali berhubungan dengan sikap, nilai, motivasi, dan empati.
Baca Juga: Apa Itu ANBK Kemendikbud? Ini Pengertian, Tujuan, Peserta, dan Tahapan Penilaian Jenis Affective skills
Dalam dunia pendidikan, keterampilan ini sangat penting karena mereka mempengaruhi bagaimana siswa berinteraksi dengan guru, teman sebaya, dan lingkungan belajar.
Affective skills juga berperan dalam mengembangkan karakter dan etika siswa, yang membantu mereka dalam mengambil keputusan, menyelesaikan konflik, dan bekerja dalam tim. Beberapa jenis keterampilan afektif di dunia pendidikan meliputi:
- Empati: Memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
- Motivasi: Dorongan internal untuk belajar dan berprestasi.
- Pengelolaan Emosi: Kemampuan untuk mengendalikan emosi negatif seperti frustrasi atau kemarahan.
- Keterampilan Sosial: Kemampuan untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan menjalin hubungan positif dengan orang lain.
- Sikap Positif: Memiliki pandangan positif terhadap pembelajaran dan tantangan yang dihadapi.
Pendidikan yang efektif tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan kognitif (seperti berpikir kritis dan pemecahan masalah) tetapi juga pada pengembangan keterampilan afektif untuk mendukung pertumbuhan holistik siswa.
Contoh penerapan Affective Skills
Penerapan
Affective Skills dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain: 1. Integrasi Nilai-Nilai Karakter Guru dapat memasukkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan empati dalam materi pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, guru dapat membahas tokoh-tokoh yang menunjukkan kepemimpinan dan empati, mengajak siswa untuk merefleksikan bagaimana dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) memungkinkan siswa untuk bekerja dalam kelompok, yang dapat mengembangkan
Affective Skills baik sosial, kerjasama, dan tanggung jawab. Misalnya, dalam proyek membuat taman sekolah, siswa belajar berkolaborasi, menghargai pendapat teman, dan bertanggung jawab atas tugas masing-masing. 3. Kegiatan Refleksi Guru dapat mengadakan sesi refleksi di akhir pembelajaran, di mana siswa diajak untuk merenungkan apa yang telah mereka pelajari, bagaimana perasaan selama proses pembelajaran, dan bagaimana bisa menerapkan pengetahuan atau keterampilan baru tersebut dalam kehidupan nyata. Ini membantu siswa mengembangkan kesadaran diri dan pengelolaan emosi. 4. Pembelajaran Berbasis Nilai (Value-Based Learning) Dalam metode ini, setiap pelajaran diintegrasikan dengan nilai-nilai moral dan etika. Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat diminta untuk membaca dan mendiskusikan cerita yang mengandung pesan moral, sehingga dapat belajar tentang pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran dan kesetiaan. 5. Pembiasaan dan Contoh Perilaku Guru berperan sebagai model bagi siswa dalam menunjukkan perilaku afektif positif. Misalnya, dengan selalu bersikap ramah, sabar, dan adil kepada semua siswa, guru menunjukkan contoh nyata dari
Affective Skills yang dapat ditiru oleh siswa. Selain itu, sekolah juga dapat menerapkan program-program pembiasaan seperti salam pagi, kegiatan kebersamaan, dan kegiatan sosial yang mendukung pengembangan
Affective Skills. 6. Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler seperti pramuka, debat, atau kegiatan sosial memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional di luar kelas. Kegiatan ini mendukung pengembangan rasa tanggung jawab, kepemimpinan, kerja sama, dan empati terhadap sesama. Itulah informasi terkait arti
Affective skills beserta contoh penerapan dalam dunia pendidikan formal seperti di sekolah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News