KONTAN.CO.ID - Simak arti Emansipasi Wanita menurut KBBI, sejarah, dan tokoh di dunia. Memasuki tanggal 21 April 2025, Indonesia memperinati Hari Kartini. Salah satu nilai penting dalam memperingati Hari Kartini adalah perjuangan Wanita dengan nilai emansipasi yang dijunjungnya.
Arti Emansipasi Wanita
Sejarah Emansipasi Wanita di Dunia
Pada masa lampau, sebagian besar masyarakat dunia bersifat patriarkis (laki-laki dominan). Perempuan seringkali hanya diberi peran domestik seperti mengurus rumah tangga, tanpa hak untuk memiliki tanah, berpendidikan, atau menyuarakan pendapat. Namun, dalam beberapa peradaban, perempuan memiliki posisi penting. Contohnya:- Cleopatra (Ratu Mesir), penguasa yang cerdas dan berpengaruh dalam politik internasional.
- Joan of Arc (Prancis, abad ke-15), gadis muda yang memimpin pasukan dalam Perang Seratus Tahun.
Abad ke-19 – Gerakan Suffragette
Muncul kesadaran dan gerakan sistematis di Eropa dan Amerika Serikat untuk memperjuangkan hak pilih bagi perempuan. Tokoh-tokohnya antara lain:- Emmeline Pankhurst (Inggris): memimpin Women’s Social and Political Union, dikenal karena aksi-aksi protesnya yang militan demi hak suara perempuan.
- Susan B. Anthony dan Elizabeth Cady Stanton (Amerika Serikat): pelopor gerakan hak suara perempuan di AS.
- 1893: Selandia Baru menjadi negara pertama yang memberikan hak suara kepada perempuan.
- 1920: Amerika Serikat mengesahkan Amandemen ke-19, mengakui hak pilih bagi perempuan.
Abad ke-20 – Emansipasi Meluas ke Bidang Sosial & Ekonomi
- Simone de Beauvoir (Prancis): Filsuf feminis penulis The Second Sex, yang menganalisis peran dan stereotip gender.
- Angela Merkel (Jerman): Menjadi kanselir Jerman selama 16 tahun, salah satu pemimpin perempuan paling kuat di dunia.
Sejarah Emansipasi Wanita di Indonesia
1. R.A. Kartini (1879–1904) Tokoh utama emansipasi wanita Indonesia. Ia lahir dari keluarga bangsawan Jawa, namun melawan budaya feodal yang mengekang perempuan, terutama dalam hal pendidikan. Karya surat-menyuratnya dengan teman-teman Belanda dihimpun dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, yang menjadi simbol perjuangan perempuan Indonesia. 2. Dewi Sartika (1884–1947) Pahlawan wanita asal Jawa Barat yang mendirikan sekolah pertama untuk perempuan pribumi, Sekolah Isteri, pada tahun 1904 di Bandung. Ia memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan agar bisa mandiri secara ekonomi dan sosial. Baca Juga: 15 Link Twibbon Foto dan Ucapan Hari Kartini 2025, Yuk Ramaikan! 3. Maria Walanda Maramis (1872–1924) Tokoh dari Sulawesi Utara yang memperjuangkan hak perempuan dalam keluarga dan masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan dan pengasuhan anak. 4. Martha Christina Tiahahu (1800–1818) Kemudian, ada pejuang perempuan dari Maluku yang ikut mengangkat senjata dalam perang melawan Belanda bersama ayahnya. Ia menjadi simbol keberanian dan semangat perlawanan dari perempuan Indonesia.Contoh Emansipasi Wanita
- Pendidikan: Perempuan memiliki hak untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya sebagaimana laki-laki.
- Karier dan Pekerjaan: Perempuan bebas memilih profesi, termasuk menjadi pemimpin, ilmuwan, tentara, atau politisi.
- Politik: Banyak negara telah mengizinkan perempuan menjadi presiden, menteri, atau anggota parlemen (contoh: Angela Merkel di Jerman, Jacinda Ardern di Selandia Baru).
- Keluarga: Wanita memiliki hak untuk mengambil keputusan dalam keluarga, termasuk hak memilih pasangan, mengatur keuangan rumah tangga, dan mendidik anak.