Apa bedanya Thomas Cup dan Uber Cup? Ini sejarah lengkapnya



KONTAN.CO.ID -Jakarta. Turnamen bulutangkis Thomas Cup dan Uber Cup 2020 digelar pada 9 hingga 17 Oktober 2021 di Aarhus, Denmark. 

Dalam sejarah Thomas Cup, Indonesia menjadi tim tersukses di ajang turnamen bulutangkis tersebut dengan koleksi 13 gelar. Sementara, China menjadi tim tersukses dan memperoleh 14 gelar dalam catatan sejarah Uber Cup. 

Pada laga Thomas Cup 2021, tunggal putra Indonesia  Anthony Sinisuka Ginting berhasil memenangi laga melawan tunggal putra Taiwan Chou Tien Chen dalam dua gim langsung dengan skor 22-20 dan 21-16 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Rabu (13/10/2021).


Lantas, apa bedanya Thomas Cup dan Uber Cup?  

Baca Juga: BWF resmi menunda kejuaraan Piala Thomas dan Uber 2020

Sejarah Thomas Cup dan Uber Cup serta bedanya

Dirangkum dari laman Badminton World Federation atau BWF, sejarah Thomas Cup bermula pada tahun 1948 dan 1949. Pada waktu itulah pertama kali terjadi pertangingan Thomas Cup atau pertandingan bulu tangkis khusus untuk tim putra. 

Sementara beda Thomas Cup dan Uber Cup adalah Uber Cup merupakan pertandingan bulu tangkis khusus tim putri terbaik. Untuk Uber Cup pertama kali dipetandingkan pada tahun 1956 dan 1957.

Ketika pertama kali dimulai, Thomas Cup berlangsung setiap tiga tahun dan merupakan turnamen internasional terbesar pertama di bidang olahraga. 

Thomas Cup diambil dari nama Sir George Thomas, pencetus ide kompetisi tersebut. Sir George Thomas juga merupakan pendiri Federasi Bulutangkis Internasional atau sekarang BWF. Dia juga seorang legenda bulutangkis dengan 21 gelar Kejuaraan All England. 

Pada waktu itu, Sir George Thomas menginginkan bahwa bulutangkis memiliki kompetensi bergengsi seperti Piala Davis dalam olahraga tenis. Ia mengusulkan kompetisi tersebut pada 1939. 

Baca Juga: BNI guyur kontingen bulu tangkis Olimpiade Tokyo dana senilai Rp 6,4 miliar

Namun, pecahnya Perang Dunia II membuat kompetisi tersebut harus ditunda dan akhirnya dilaksanakan pada 1948-1949. Kemudian, kontingen negara dibagi menjadi empat zona yakni Pan Amerika, Asia (Timur dan Barat), Australasia dan Eropa. 

Kompetisi itu akan diadakan sekali dalam tiga tahun, dengan format seri best of nine yakni lima tunggal dan empat ganda. Di final pertama, Malaya mengalahkan Denmark 8-1. Sir George menyerahkan trofi kepada kapten pemenang berasal dari Malaya, Lim Chuan Geok.

Dalam sejarah Thomas Cup, Malaya mampu mempertahankan gelar dalam tiga edisi pertama kompetisi tersebut. Namun, pada 1957-1958 Indonesia yang bangkit seperti burung Garuda, menaklukan semua penantang selama dua dekade berikutnya. 

Dominasi Indonesia akhirnya terhenti pada 1966-1967 saat Malaysia dianugerahi seri karena masalah penonton di final di Jakarta. 

Setelah itu, BWF segera melakukan perubahan pada format kompetisi. Hingga 1966-1967, pemenang antar zona harus melawan juara bertahan di final ‘Challenge Round’ untuk memperebutkan trofi. Setelah tahun itu, Challenge Round dihapuskan.

Baca Juga: BRI berikan asuransi ke atlet bulutangkis Thomas Cup & Uber Cup 2018

Sejarah Uber Cup 

Sejarah Uber Cup dimulai saat pemain legendaris Inggris bernama Betty Uber mengusulkan turnamen bulutangkis dunia untuk tim putri pada 1950. Sehingga, Uber Cup adalah turnamen bulutangkis dunia untuk tim putri terbaik. Edisi pertama Uber Cup pun akhirnya muncul pada 1956-57. 

Format pada tahun-tahun awalnya terdiri dari tiga tunggal dan empat ganda. Lalu, mulai dari tahun 1984 dan seterusnya, jumlah pertandingan per seri dikurangi menjadi tiga tunggal dan dua ganda, mirip dengan Thomas Cup. 

Meskipun ada kesamaan antara kedua kejuaraan, ada perbedaan dalam pola awal tim yang mendominasi. Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Judy dan Sue Devlin serta Margaret Varner, meraih hat-trick gelar dalam tiga edisi pertama mulai 1956-1957. 

Lalu, pada 1966, dominasi kemenangan mulai bergeser ke Asia dengan kemenangan 5-2 untuk Jepang di final melawan Amerika Serikat. Jepang kemudian memenangkan empat dari lima edisi berikutnya. Di tengah-tengah dominasi Jepang terdapat kemenangan Indonesia pad Uber Cup 1974-1975.

Kemudian, China mulai mendominasi kemenangan Uber Cup mulai tahun 1984 hingga 2016. Dari 17 edisi Uber Cup mulai 1984 hingga 2016, China berhasil memenangkan 14 edisi.  

Indonesia (1994 dan 1996), Korea (2010) dan Jepang (2018) adalah satu-satunya tiga negara sejak 1984 yang berada di tengah-tengah rekor kemenangan China. 

Nah, itulah sejarah dan bedanya Thomas Cup dan Uber Cup. 

Selanjutnya: Indonesia memutuskan mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020 di Denmark

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News