JAKARTA. Perbankan terus memupuk likuiditas valuta asing (valas), dengan menerbitkan surat utang (global bond) dan mencari pinjaman ke luar negeri. Selain untuk penyaluran kredit, bank mengumpulkan dollar Amerika Serikat (AS), mengantisipasi kemungkinan terburuk krisis Eropa. Belajar dari masa lalu, bank kerap kekeringan valas, ketika badai krisis semakin menghebat. Bank Mandiri dan Bank BNI termasuk aktif melakukan antisipasi. Bank Mandiri akan menerima pinjaman US$ 300 juta dari tiga bank asing. Penandatanganan berlangsung bulan ini. Sedangkan BNI menerbitkan global bond akhir Mei. Nilainya US$ 500 juta dengan tenor 5 tahun. Royke Tumilaar, Managing Director Tresury, Financial Institution, dan Special Asset Management Bank Mandiri mengatakan, fasilitas kredit ini berjangka waktu 3 tahun - 5 tahun. Pinjaman tersebut untuk menjaga likuiditas valas yang saat ini lebih dari US$ 1 miliar. "Ini sebagai cadangan, kebetulan ada pinjaman, kami ambil saja," kata Royke, Senin (21/5).
Apa cara jitu bank perkuat likuiditas valas?
JAKARTA. Perbankan terus memupuk likuiditas valuta asing (valas), dengan menerbitkan surat utang (global bond) dan mencari pinjaman ke luar negeri. Selain untuk penyaluran kredit, bank mengumpulkan dollar Amerika Serikat (AS), mengantisipasi kemungkinan terburuk krisis Eropa. Belajar dari masa lalu, bank kerap kekeringan valas, ketika badai krisis semakin menghebat. Bank Mandiri dan Bank BNI termasuk aktif melakukan antisipasi. Bank Mandiri akan menerima pinjaman US$ 300 juta dari tiga bank asing. Penandatanganan berlangsung bulan ini. Sedangkan BNI menerbitkan global bond akhir Mei. Nilainya US$ 500 juta dengan tenor 5 tahun. Royke Tumilaar, Managing Director Tresury, Financial Institution, dan Special Asset Management Bank Mandiri mengatakan, fasilitas kredit ini berjangka waktu 3 tahun - 5 tahun. Pinjaman tersebut untuk menjaga likuiditas valas yang saat ini lebih dari US$ 1 miliar. "Ini sebagai cadangan, kebetulan ada pinjaman, kami ambil saja," kata Royke, Senin (21/5).