Apa Cara Terbaik untuk Melindungi Anak-Anak dari Penularan Cacar Monyet?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mpox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox (cacar monyet). Virus ini termasuk dalam keluarga yang sama dengan virus penyebab cacar (smallpox), meskipun lebih ringan.

Namun, varian baru dari virus mpox (clade Ib) telah menimbulkan kekhawatiran besar karena potensinya untuk menyebar lebih luas di berbagai kelompok usia, termasuk anak-anak.

Mengutp laman Unicef, Virus mpox tidak mengenal diskriminasi. Siapa pun yang terpapar dapat terinfeksi, dan anak-anak, individu dengan sistem imun yang lemah, serta wanita hamil berada pada risiko tinggi untuk mengalami penyakit yang lebih parah.


Baca Juga: Virus Mpox Menyebar, InJourney Airports Lakukan Pencegahan di Lingkungan Bandara

Di wilayah seperti Republik Demokratik Kongo (DRC), di mana anak-anak sering kali kekurangan gizi dan menderita penyakit lain, risiko komplikasi dari mpox semakin meningkat.

Penyebaran Mpox: Ancaman yang Tidak Terlihat

Virus mpox dapat menyebar melalui beberapa cara, termasuk:

  • Kontak langsung dengan lesi pada kulit atau cairan tubuh yang menular.
  • Kontak dengan bahan yang terkontaminasi seperti pakaian atau linen, atau melalui cedera akibat benda tajam di lingkungan perawatan kesehatan.
  • Kontak dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi.
  • Kontak dengan hewan yang terinfeksi.
  • Penularan dari ibu hamil kepada janin.
Anak-anak dapat terpapar di rumah atau di lingkungan sekitar mereka melalui kontak dekat dengan orang yang memiliki gejala mpox, termasuk orang tua, pengasuh, atau anggota keluarga lainnya.

Gejala Mpox pada Anak-Anak

Gejala mpox pada anak-anak mirip dengan gejala cacar, meskipun biasanya lebih ringan. Gejala umum meliputi:

  • Ruam kulit,
  • Demam,
  • Sakit tenggorokan,
  • Sakit kepala,
  • Nyeri tubuh,
  • Nyeri punggung,
  • Lemas,
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
Baca Juga: Apa itu Monkeypox atau Cacar Monyet, Gejala & Cara Penularannya

Dampak Mpox pada Anak-Anak di Afrika Tengah

DRC menjadi pusat wabah mpox saat ini, dengan lebih dari separuh kasus terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun. Selain itu, kasus mpox telah dilaporkan di Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, dengan peningkatan kasus di Republik Afrika Tengah (CAR) dan negara-negara sekitarnya.

Faktor-faktor seperti malnutrisi yang meluas, kondisi kehidupan yang padat, keberadaan penyakit menular lainnya, dan akses terbatas ke layanan kesehatan, memperparah situasi yang sudah berbahaya ini bagi anak-anak.

Sistem kesehatan yang kewalahan dan lemah, kekurangan alat tes diagnostik, serta rendahnya kesadaran masyarakat semakin memperumit kondisi ini bagi anak-anak dan keluarga mereka.

Perlindungan Anak-Anak dari Mpox

Untuk melindungi anak-anak dari mpox:

  1. Pahami gejala penyakit, cara penularannya, dan tindakan yang harus dilakukan di daerah Anda jika seseorang jatuh sakit.
  2. Hindari kontak dekat atau berbagi barang pribadi dengan siapa pun yang memiliki mpox atau gejalanya.
  3. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, dan bantu anak-anak melakukan hal yang sama.
  4. Segera hubungi penyedia layanan kesehatan jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala mpox. Orang yang didiagnosis dengan mpox mungkin diminta untuk mengisolasi diri di rumah atau di fasilitas kesehatan.
Baca Juga: Ini Informasi Vaksinasi Mpox alias Cacar Monyet untuk Kelompok Risiko Tinggi

Tanggapan UNICEF terhadap Wabah Mpox

UNICEF bersama dengan Africa CDC, WHO, dan mitra lainnya seperti USAID dan FCDO, bekerja sama untuk mendukung pemerintah nasional dalam menangani wabah ini.

Respons UNICEF terfokus pada anak-anak, wanita hamil, dan komunitas yang kurang terlayani, dengan prioritas pada penghentian transmisi penyakit dan menangani dampak sekunder pada anak-anak dan komunitas.

Langkah-langkah yang diambil meliputi:

  • Mendukung otoritas kesehatan nasional dan provinsi dalam koordinasi serta perencanaan dan pelaksanaan strategi respons.
  • Melibatkan komunitas melalui pengembangan rencana komunikasi, pelatihan pekerja kesehatan masyarakat, dan pelaksanaan kampanye komunikasi massal.
  • Meningkatkan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah, di komunitas, dan di fasilitas kesehatan, menyediakan persediaan kebersihan dan melatih tenaga kesehatan.
  • Menyediakan pasokan vital, termasuk alat kesehatan, dukungan nutrisi bagi anak-anak yang terdampak, dan eksplorasi penggunaan vaksin.
  • Mengatasi stigma dan diskriminasi melalui rencana intervensi dukungan kesehatan mental dan psikososial yang ditargetkan untuk anak-anak dan pengasuh.
  • Memastikan akses berkelanjutan ke layanan sosial penting, khususnya bagi anak-anak, wanita hamil, dan komunitas yang kurang terlayani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .