KONTAN.CO.ID - Penyakit antraks kini menjadi perhatian Kementerian Kesehatan dan pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini lantaran tiga warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia usai memakan daging sapi yang positif terjangkit antraks. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi. Nadia mengatakan bahwa dua orang mengalami gejala antraks sebelum meninggal dunia. “Yang satu masih dalam pemeriksaan (suspek),” kata Nadia, Rabu (5//7/2023) seperti dikutip dari Kompas TV (6/7/2023).
Bagian tubuh yang diserang antraks
Penyakit antraks adalah penyakit bersumber binatang (zoonosis), yang disebabkan oleh Bacillus anthracis dan dapat menyebabkan kematian. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia. Dirangkum dari laman Kementerian Kesehatan, bakteri penyebab antraks, apabila terpapar udara akan membentuk spora dan dapat hidup di tanah sampai puluhan tahun. Sehingga, penyakit antraks juga sering disebut sebagai penyakit tanah. Baca Juga: Puluhan Warga Gunungkidul Yogya Terkena Antraks, Ini Kronologinya Berdasarkan gambaran klinisnya, antraks pada manusia ada 4 bentuk yaitu antraks kulit, antraks saluran pencernaan, antraks paru-paru dan antraks meningitis. Antraks kulit yang paling sering terjadi, berobat jalan saja, kecuali ada infeksi lain. Sedangkan antraks pencernaan umumnya terjadi karena memakan daging hewan yang terinfeksi antraks, tanpa dimasak sempurna. Sementara itu, untuk antraks paru-paru dan antraks Meningitis sangat jarang terjadi. Baca Juga: Marak Kasus Mutilasi & Makan Daging Kucing, Ini Bahaya Konsumsi Daging KucingGejala penyakit antraks pada manusia
Sementara itu, dikutip dari laman Balai Besar Veteriner Wates Kementerian Pertanian, gejala penyakit antraks yang muncul pada manusia antara lain:- Ruam
- Benjolan
- Kemerahan pada kulit yang disertai perih dan gatal dan pada bagian tengah berwarna kehitaman.
- Di sekitar kulit yang terinfeksi juga umum terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. Selain itu, sering pula disertai dengan demam, lemah, mual dan muntah.
- Gejala antraks yang menginfeksi saluran pencernaan meliputi mual, muntah, diare yang kadang disertai darah.
Cara penularan antraks
Penularan antraks pada hewan dimulai dari tanah yang mengandung Bacillus anthracis. Kemudian masuk melalui luka kulit, terhirup pernapasan, atau termakan bersama pakan/minum sehingga masuk ke dalam tubuh hewan. Perlu diketahui bahwa antraks hanya dapat menular dari hewan ke manusia, tidak ada penularan Antraks dari manusia ke manusia. Sementara itu, cara penularan antraks pada manusia adalah sebagai berikut:- Melalui kontak antara kulit dengan hewan atau produk hewan yang mengandung antraks;
- Mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi tanpa dimasak dengan sempurna;
- Bakteri penyebab penyakit antraks dari kulit dan bulu hewan yang terinfeksi terhirup ke dalam saluran pernapasan.
Cara mencegah penyakit antraks
Sebenarnya pencegahan penyakit antraks bisa dilakukan dengan meningkatkan kesehatan hewan ternak agar tidak membawa risiko penularan bagi manusia. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat agar terhindar dari risiko tertular penyakit Antraks, antara lain:- Membeli dan mengonsumsi daging yang disembelih di rumah potong hewan (RPH) resmi.
- Konsumsilah daging hewan yang sehat dan dimasak hingga matang sempurna.
- Selalu mencuci tangan dengan sabun setelah mengolah (memasak) produk hewan.
- Segera melapor ke petugas peternakan atau kesehatan hewan/Pusat Kesehatan Hewan apabila menemukan hewan ternak sakit atau mati mendadak.
- Tidak membawa hewan sakit keluar dari wilayahnya, agar tidak menyebarkan penyakit ke wilayah lain.
- Segera cuci tangan pakai sabun dan desinfektan bila secara tidak sengaja telah melakukan kontak dengan hewan sakit/mati.
- Tidak diperkenankan menyembelih apalagi mengonsumsi daging yang berasal dari hewan sakit (terutama bila hewan telah menunjukkan tanda terserang penyakit antraks).