KONTAN.CO.ID - Simak apa itu acute mountain sickness yang bisa terjadi pada pendaki gunung. Masalah kesehatan bisa timbul saat Anda sedang melakukan pendakian karena perubahan suhu yang berbeda dari biasanya. Salah satu masalah kesehatan yang bisa saja muncul adalah kelelahan hingga hipotermia. Namun, ada masalah lain dari pengelompokkan beberapa penyakit yang timbul saat melakukan pendakian ke dataran tinggi. Bagi pemula, salah satu masalah yang bisa timbul adalah Penyakit ketinggian akut (acute mountain sickness). Lalu apa itu acute mountain sickness? simak informasi terkait penyebab, gejala, hingga pengobatan.
Apa itu Acute mountain sickness?
Penyebab AMS
Penyakit ketinggian akut disebabkan oleh penurunan tekanan udara dan rendahnya kadar oksigen di ketinggian. Semakin cepat Anda mendaki ke ketinggian yang tinggi, semakin besar kemungkinan Anda mengalami penyakit ini. Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan mendaki secara bertahap. Disarankan untuk menghabiskan beberapa hari untuk mencapai 9850 kaki (3000 meter). Di atas titik ini, naik secara perlahan sehingga ketinggian tempat Anda tidur tidak bertambah lebih dari 990 hingga 1640 kaki (300m hingga 500m) per malam. Baca Juga: Pemerintah yang Mengikat Pinggang, Pelaku Usaha yang Sesak NafasLatar Belakang Pemicu AMS
Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ketinggian akut jika:- Tinggal di dataran rendah dan melakukan perjalanan ke ketinggian tinggi.
- Pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.
- Tempo mendaki cepat.
- Belum melakukan aklimatisasi dengan tepat pada ketinggian.
- Konsumsi Alkohol atau zat lain mengganggu proses aklimatisasi.
- Masalah medis yang melibatkan jantung, sistem saraf, atau paru-paru.
- Penderita anemia.
Gejala AMS
Gejala yang Anda alami akan bergantung pada seberapa cepat Anda mendaki dan seberapa keras Anda berusaha. Gejala berkisar dari ringan hingga mengancam nyawa. Gejala dapat memengaruhi sistem saraf, paru-paru, otot, dan jantung. Dalam kebanyakan kasus, gejalanya ringan. Gejala penyakit ketinggian akut ringan hingga sedang mungkin termasuk:- Kesulitan tidur
- Pusing atau merasa ringan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Kehilangan nafsu makan
- Mual atau muntah
- Denyut jantung cepat
- Sesak napas saat beraktivitas
- Kulit membiru (sianosis)
- Sesak di dada atau kongesti
- Kebingungan
- Batuk
- Batuk darah
- Penurunan kesadaran atau menarik diri dari interaksi sosial
- Kulit abu-abu atau pucat
- Ketidakmampuan berjalan lurus atau tidak bisa berjalan sama sekali
- Sesak napas saat istirahat.
Pemeriksaan dan Tes
Dokter akan memeriksa Anda dan mendengarkan dada Anda dengan stetoskop. Hal ini mungkin menunjukkan suara-suara yang disebut rales di paru-paru, yang bisa menjadi tanda adanya cairan di paru-paru. Tes yang mungkin dilakukan meliputi:- Tes darah
- CT scan otak
- Rontgen dada
- Elektrokardiogram (EKG).