Apa Itu Black Monday 1987 yang Dibandingkan dengan Jatuhnya Pasar Saham Saat Ini?



KONTAN.CO.ID -  Pasar saham di seluruh dunia mengalami kejatuhan signifikan dari Sensex di India hingga Nikkei 225 di Jepang, Taiex di Taiwan, dan Kospi di Korea Selatan. 

Kejadian ini dibandingkan dengan salah satu hari terburuk dalam sejarah keuangan global yang terjadi pada tahun 1987, dikenal sebagai Black Monday. Namun, apa yang terjadi pada saat itu dan mengapa?

Mengutip Firstpost, pasar saham di seluruh dunia mengalami kejatuhan pada perdagangan hari Senin (6/8). Sensex turun 3,31% atau 2.686,09 poin menjadi 78.295,86, sementara NSE Nifty turun 824 poin atau 3,33% ke level 23.893,70. 


Baca Juga: Sentimen Ketidakpastian Masih Menguat, Pasar Saham Global Kembali Melemah

Di Jepang, Nikkei 225 anjlok lebih dari 12% menjadi 31.458,42. Nikkei mengalami penurunan dua hari terburuknya, dengan penurunan 18,2% dalam dua sesi perdagangan terakhir. 

Indeks Taiex di Bursa Saham Taiwan turun 8,35% menjadi 19.830,88 pada penutupan perdagangan pagi, dengan raksasa chip TSMC turun 9,3%.

Kospi Korea Selatan turun 9%, sementara Shanghai dan Hong Kong juga mengalami penurunan tajam masing-masing 2,6% dan 1,2%. Kejatuhan ini terjadi beberapa hari setelah Wall Street turun 610 poin, dengan Microsoft dan Amazon mengalami kerugian besar.

Baca Juga: Saham Jepang Bangkit Setelah Aksi Jual Terbesar Sejak Black Monday 1987

Kejadian ini dibandingkan dengan Black Monday pada tahun 1987, tetapi apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu dan mengapa?

Apa yang Terjadi?

Black Monday terjadi pada 19 Oktober 1987, di mana pasar saham di seluruh dunia mengalami penurunan besar-besaran. 

Menurut sejarah Federal Reserve, semuanya dimulai dengan kejatuhan pasar saham di Asia. Nikkei Jepang kehilangan 14,9% atau 3.836 poin, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong turun 40%.

Kemudian, pasar AS dibuka dalam kekacauan total. Dow Jones Industrial Average anjlok 22,6% dalam satu sesi perdagangan, sementara S&P 500 turun 30%. Ini adalah kerugian pasar saham AS terbesar sejak Depresi Besar.

Baca Juga: Bursa Saham Jepang Rebound Tajam Selasa (6/8) Setelah Penurunan Terbesar Kemarin

Kejatuhan ini kemudian menyebar ke Eropa. Di Inggris, pasar saham London turun 22% dalam dua hari. 

Di antara semua pasar yang merugi, Austria paling sedikit terkena dampak dengan penurunan 11,4%. Menariknya, Sensex yang baru diluncurkan pada tahun 1986 justru ditutup lebih tinggi.

Sekitar US$ 1,71 triliun diperkirakan hilang di seluruh dunia. Kejadian Black Monday mengguncang investor dan menimbulkan ketakutan akan pengulangan Depresi Besar.

Editor: Noverius Laoli