KONTAN.CO.ID - Pemerintah Arab Saudi telah resmi bergabung dengan negara-negara blok BRICS pada Selasa (2/1/2024). Namun, tidak hanya Arab Saudi, terdapat empat negara lainnya yang bergabung menjadi negara anggota BRICS. Masuknya Arab Saudi terjadi di tengah ketegangan geopolitik antara AS dan China, serta perluasan pengaruh China di kerajaan tersebut. China, pelanggan minyak terbesar Arab Saudi, telah memimpin seruan agar BRIC berekspansi untuk menjadi penyeimbang terhadap negara-negara Barat.
Dikutip dari
Kontan TV (3/1/2024) Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, kelompok BRICS adalah saluran yang bermanfaat dan penting untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Lalu apa itu BRICS dan siapa saja negara anggota BRICS?
Baca Juga: Sudah Resmi! Arab Saudi Gabung dengan Blok BRICS Apa itu BRICS?
BRICS adalah singkatan dari Brazil, Russia, India, China, dan South Africa. Pendirian BRICS diprakarsai oleh Rusia. Sementara itu, negara pendiri BRICS adalah Brazil, Rusia, India, dan China. Awalnya, BRIC didirikan hanya sebagai BRIC yakni tanpa adanya Afrika Selatan. BRICS didirikan oleh ekonom Goldman Sachs Jim O'Neill pada 2001. Kemudian, baru pada 2010, Afrika Selatan resmi bergabung dengan BRIC sehingga namanya berubah menjadi BRICS. Dikutip dari laman
Investopedia, dia meyakini bahwa blok negara BRICS akan mendominasi perekonomian global pada 2050. Negara-negara BRICS beroperasi sebagai organisasi yang berupaya untuk memajukan kerja sama ekonomi antar negara anggota dan meningkatkan kedudukan ekonomi dan politik mereka di dunia. Selain itu, BRICS juga berharap untuk membuat tatanan dunia yang lebih adil dalam aspek ekonomi dan keuangan global yang sampai saat ini masih didomonasi oleh negara maju terutama tatanan Barat seperti Amerika Serikat,
International Monetary Fund (IMF), dan Bank Dunia.
Baca Juga: Rusia: Salahkan Negara Barat Atas Segala Kekacauan Dunia Negara anggota BRICS
Negara anggota BRICS kini resmi bertambah pada awal 2024. Selain Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Ethiopia, dan Mesir juga telah bergabung menjadi negara anggota BRICS. Sehingga, keanggotaan BRICS bertambah dua kali lipat. Adapun saat ini, negara anggota BRICS antara lain:
- Brazil
- Rusia
- India
- China
- Afrika Selatan
- Arab Saudi
- Iran
- Uni Emirat Arab
- Ethiopia
- Mesir
Baca Juga: Rusia Alihkan Sebagian Besar Ekspor Minyak ke Tiongkok dan India Dikutip dari laman
Reuters, BRICS bukanlah organisasi multilateral formal seperti PBB, Bank Dunia atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kepala negara dan pemerintahan negara anggota BRICS bertemu setiap tahun untuk mengambil alih kepemimpinan bergilir selama satu tahun dalam kelompok tersebut. Secara keseluruhan, negara-negara anggota BRICS menyumbang lebih dari 40% populasi dunia dan seperempat perekonomian global. Selain geopolitik, fokus kelompok ini mencakup kerja sama ekonomi dan peningkatan perdagangan dan pembangunan multilateral. Blok ini beroperasi berdasarkan konsensus. Semua negara BRICS adalah bagian dari Kelompok 20 (G20) negara-negara ekonomi besar.
Baca Juga: 30 Negara Menyatakan Minat untuk Bermitra dengan BRICS Potensi negara anggota BRICS
Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan termasuk di antara negara-negara emerging market dengan pertumbuhan tercepat di dunia selama bertahun-tahun. Hal ini disebabkan oleh biaya tenaga kerja yang rendah, demografi yang menguntungkan, dan sumber daya alam yang melimpah pada saat terjadi lonjakan komoditas global . Kelompok ini memiliki serangkaian prioritas bersama termasuk:
- Bekerja untuk menyelesaikan masalah regional, seperti program nuklir Iran dan konflik di Libya, Suriah, dan Afghanistan
- Mengatasi masalah keuangan dan ekonomi seperti reformasi di Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF)
- Pembentukan Mekanisme Kerja Sama Antarbank BRICS
Baca Juga: Vladimir Putin: Rusia Jauh Lebih Ambisius Soal AI Kandidat negara anggota BRICS
Lebih dari 40 negara, termasuk Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Argentina, Aljazair, Bolivia, Indonesia, Mesir, Ethiopia, Kuba, Republik Demokratik Kongo, Komoro, Gabon, dan Kazakhstan telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS. Mereka memandang BRICS sebagai alternatif terhadap badan-badan global yang didominasi oleh kekuatan tradisional Barat. Selain itu, mereka juga berharap keanggotaannya akan memberikan manfaat termasuk pendanaan pembangunan, serta peningkatan perdagangan, dan investasi.
Baca Juga: Ramainya Aksi Dedolarisasi Belum Signifikan Kurangi Pamor Dolar AS Ketidakpuasan terhadap tatanan global di antara negara-negara berkembang diperburuk oleh pandemi Covid-19 ketika vaksin ditimbun oleh negara-negara kaya. Sebelumnya, Argentina juga diundang untuk menjadi negara anggota BRICS. Namun, Presiden Argentina Javier Milei yang baru menjabat pada 10 Desember 2023 membatalkan tawaran keanggotaan dari pendahulunya. Demikian penjelasan mengenai apa itu BRICS dan siapa saja negara anggota BRICS.