KONTAN.CO.ID - Isu mengenai deflasi yang akan terjadi di Indonesia membuat masyarakat khawatir. Lantas apa itu deflasi? Bersumber dari
Instagram Bank Indonesia, deflasi merupakan kondisi dimana harga-harga barang dan jasa menunjukkan penurunan secara umum dan terus menerus.
Hal ini merupakan kebalikan dari inflasi dimana harga barang dan jasa akan terus menerus mengalami kenaikan.
Baca Juga: Asing Masih Mendominasi, Investasi di IKN Tembus Rp 1.042 Triliun Meskipun terlihat baik karena harga cenderung turun, deflasi tidak bisa dikatakan sebagai kondisi yang baik untuk perekonomian. Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang baik adalah kondisi inflasi yang rendah dan stabil.
Penyebab deflasi
Fenomena menurunnya harga barang dan jasa ini tentu muncul karena ada faktor penyebabnya. Bersumber dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), penyebab deflasi diantaranya:
- Penurunan jumlah uang beredar di masyarakat.
Faktor ini disebabkan kebanyakan orang menyimpan uangnya di bank karena suku bunga yang tinggi. Kemudian kondisi ini membuat masyarakat tertarik untuk menabung dan jumlah uang beredar masyarakat menurun hingga terjadi deflasi.
- Peningkatan pasokan barang
Ketika permintaan suatu produk meningkat, produksi produk tersebut tidak dapat dikurangi. Dalam keadaan seperti itu, produsen cenderung untuk terus meningkatkan produksi. Namun jika produksi berlanjut tanpa mengurangi jumlah produk yang dijual ke konsumen, permintaan barang dapat berkurang dan penawaran barang dapat meningkat sehingga harga komoditas akan turun
- Berkurangnya permintaan barang.
Meskipun terus diproduksi, jika konsumen mudah bosan, permintaan akan berkurang jika mereka menjadi bosan dan acuh tak acuh. Konsumen juga lebih memilih bank untuk jangka panjang atau untuk mempersiapkan masa depan. Permintaan barang otomatis akan turun tajam dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: Hari Ini, Harvey Moeis akan Hadapi Sidang Vonis dalam Kasus Timah Dampak dari deflasi
Fenomena deflasi membawa beberapa dampak, baik dampak positif maupun negatif. Merangkum dari situs
OCBC NISP, dampak yang timbul akibat deflasi yakni. Dampak Positif
- Masyarakat mendapatkan harga barang yang murah.
- Masyarakat belajar hidup berhemat.
- Nilai mata uang rupiah menguat.
- Munculnya kesadaran menabung bagi masyarakat agar bisa memenuhi kebutuhan.
Dampak Negatif
- Kebijakan PHK besar-besaran yang mengakibatkan tingkat pengangguran meningkat.
- Pendapatan bisnis atau usaha menurun karena harga barang menurun.
- Cicilan kredit di bank macet karena kerugian yang dialami pemilik usaha.
- Tarif penarikan pajak menurun karena pendapatan masyarakat menurun berdampak pada menurunnya devisa negara.
- Kegiatan perekonomian mengalami resesi dan kemerosotan.
- Produksi barang menurun karena permintaan dan daya beli terhadap barang yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja.
- Para investor menarik modalnya karena kegiatan jual beli lesu.
Cara mengatasi deflasi
Sama halnya dengan inflasi, deflasi yang tidak segera ditangani akan mempengaruhi perekonomian suatu negara. Beberapa cara untuk mengatasi deflasi yakni:
Tujuan dari menurunkan suku bunga atau politik diskonto adalah untuk meningkatkan uang yang beredar di masyarakat. Dengan cara ini, masyarakat akan mengurungkan niat untuk menabung di bank serta keinginan untuk membeli barang meningkat.
Tonton: Cuan 22,08% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Masih Mandeg (23 Desember 2024) - Menerapkan kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan bank sentral yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
- Implementasi kebijakan perpajakan
Karena uang tidak akan beredar di masyarakat, menurunkan tarif pajak dapat meningkatkan jumlah uang beredar. Menurunkan tarif pajak cenderung meningkatkan pengeluaran publik. Dengan cara ini lebih banyak uang mengalir ke masyarakat.
- Menerapkan kebijakan non moneter
Kebijakan ini merupakan salah satu cara efektif mengatasi masalah deflasi karena mencakup beberapa langkah untuk meningkatkan jumlah uang beredar masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News