KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenali apa itu Deja vu yang terjadi pada sebagian orang. Kondisi ini menjadi fenomena yang bisa timbul saat seseorang mengingat sebuah kejadian yang pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun 1983, Dr. Vernon Neppe mendefinisikan deja vu sebagai “kesan yang secara subyektif tidak pantas mengenai keakraban pengalaman masa kini dengan masa lalu yang tidak terdefinisi.” Secara sederhana, ini berarti ketika Anda mengalami deja vu, Anda merasa seperti sedang mengalami sesuatu yang hampir pasti tidak dapat Anda alami.
Pengertian Deja vu
Penyebab Deja vu
Penyebab deja vu belum sepenuhnya dipahami, dan terdapat beberapa teori yang diajukan oleh para ahli psikologi dan neurologi. Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi dilansir dari Cleveland Clinic. 1. Gangguan pada Sistem Pengolahan Informasi Otak Salah satu teori mengatakan bahwa deja vu dapat terjadi ketika ada gangguan atau kesalahan dalam cara otak menyimpan dan mengolah informasi. Ini mungkin terkait dengan cara ingatan diproses dan diakses. 2. Keterlambatan dalam Persepsi Teori lain berpendapat bahwa deja vu dapat terjadi ketika ada keterlambatan dalam proses pengolahan informasi oleh otak. Dengan kata lain, informasi baru mungkin mencapai kesadaran sebelum otak sempat sepenuhnya memprosesnya, sehingga menciptakan kesan bahwa informasi tersebut sudah dikenal. 3. Hubungan dengan Mimpi Beberapa penelitian menyiratkan bahwa deja vu bisa terkait dengan pengalaman mimpi. Pada beberapa kasus, orang melaporkan bahwa mereka mengalami sesuatu yang mirip dengan apa yang mereka alami dalam mimpi sebelumnya. 4. Stres atau Kelelahan Kondisi seperti stres atau kelelahan dapat mempengaruhi fungsi otak dan mungkin berkontribusi pada pengalaman deja vu. Aktivitas Neurologis yang Tidak Biasa: Aktivitas neurologis yang tidak biasa dalam area otak yang terlibat dalam pemrosesan ingatan dan pengenalan dapat menjadi penyebab deja vu. Baca Juga: Bahaya Kesepian Bisa Sebabkan Demensia Hingga Bunuh Diri, Begini PenjelasannyaApakah deja vu merupakan kejang?
Fenomena deja vu bukan berarti Anda mengalami kejang. Namun, dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi gejala epilepsi lobus temporal, atau kelainan kejang yang dimulai di area lobus temporal otak Anda. Hippocampus berperan dalam mengingat dan mengingat secara sadar; girus parahippocampal, yang juga berada di lobus temporal, berperan dalam diskriminasi keakraban. Jika Anda menderita epilepsi, biasanya ada gangguan pada koneksi ini.Apakah deja vu berbahaya?
Pengalaman seseorang terkait deja vu sesekali mungkin bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Namun bila Anda mulai mengalami deja vu lebih sering dari itu, inilah saatnya menemui dokter saat tanda berikut ini muncul- Terjadi beberapa kali dalam sebulan atau lebih sering (dibandingkan hanya beberapa kali dalam setahun).
- Diikuti dengan hilangnya kesadaran.
- Disertai dengan ingatan atau pemandangan visual yang tidak normal dan seperti mimpi.
- Muncul dengan gejala seperti mengunyah tanpa sadar, meraba-raba, jantung berdebar kencang, atau perasaan takut.