Apa itu Deja vu dalam Psikologis? Pengertian, Penyebab, dan Kondisi Disebut Berbahaya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenali apa itu Deja vu yang terjadi pada sebagian orang. Kondisi ini menjadi fenomena yang bisa timbul saat seseorang mengingat sebuah kejadian yang pernah terjadi sebelumnya. 

Pada tahun 1983, Dr. Vernon Neppe mendefinisikan deja vu sebagai “kesan yang secara subyektif tidak pantas mengenai keakraban pengalaman masa kini dengan masa lalu yang tidak terdefinisi.”

Secara sederhana, ini berarti ketika Anda mengalami deja vu, Anda merasa seperti sedang mengalami sesuatu yang hampir pasti tidak dapat Anda alami.


Agar lebih jelas, Anda perlu mengetahui definisi dari perspektif medis dan psikologi dari fenomena Deja vu.

Baca Juga: Apa Arti Jet Lag dalam Kesehatan? Ini Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Pengertian Deja vu

Deja vu adalah pengalaman psikologis di mana seseorang merasa telah mengalami atau mengamati suatu kejadian tertentu sebelumnya, meskipun dalam kenyataannya, kejadian tersebut seharusnya terjadi untuk pertama kalinya.

Sensasi deja vu seringkali disertai dengan perasaan ajaib atau keterkejutan karena seseorang merasa telah mengetahui atau mengalami sesuatu yang sebenarnya baru.

Mengalami deja vu sesekali bukanlah hal yang aneh atau pada dasarnya tidak sehat. Hal ini kemungkinan besar terjadi pada orang berusia 15 hingga 25 tahun, dan kemungkinan Anda mengalaminya semakin berkurang seiring bertambahnya usia.

Hal ini juga lebih sering terjadi pada malam hari dan akhir pekan dibandingkan pada hari kerja.

Baca Juga: Apa itu Overthinking? Ini Pengertian, Penyebab, dan Tips untuk Mengatasinya

Penyebab Deja vu

Penyebab deja vu belum sepenuhnya dipahami, dan terdapat beberapa teori yang diajukan oleh para ahli psikologi dan neurologi. Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi dilansir dari Cleveland Clinic.

1. Gangguan pada Sistem Pengolahan Informasi Otak

Salah satu teori mengatakan bahwa deja vu dapat terjadi ketika ada gangguan atau kesalahan dalam cara otak menyimpan dan mengolah informasi. Ini mungkin terkait dengan cara ingatan diproses dan diakses.

2. Keterlambatan dalam Persepsi

Teori lain berpendapat bahwa deja vu dapat terjadi ketika ada keterlambatan dalam proses pengolahan informasi oleh otak. Dengan kata lain, informasi baru mungkin mencapai kesadaran sebelum otak sempat sepenuhnya memprosesnya, sehingga menciptakan kesan bahwa informasi tersebut sudah dikenal.

3. Hubungan dengan Mimpi

Beberapa penelitian menyiratkan bahwa deja vu bisa terkait dengan pengalaman mimpi. Pada beberapa kasus, orang melaporkan bahwa mereka mengalami sesuatu yang mirip dengan apa yang mereka alami dalam mimpi sebelumnya.

4. Stres atau Kelelahan

Kondisi seperti stres atau kelelahan dapat mempengaruhi fungsi otak dan mungkin berkontribusi pada pengalaman deja vu.

Aktivitas Neurologis yang Tidak Biasa: Aktivitas neurologis yang tidak biasa dalam area otak yang terlibat dalam pemrosesan ingatan dan pengenalan dapat menjadi penyebab deja vu.

Baca Juga: Bahaya Kesepian Bisa Sebabkan Demensia Hingga Bunuh Diri, Begini Penjelasannya

Apakah deja vu merupakan kejang?

Fenomena deja vu bukan berarti Anda mengalami kejang. Namun, dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi gejala epilepsi lobus temporal, atau kelainan kejang yang dimulai di area lobus temporal otak Anda.

Hippocampus berperan dalam mengingat dan mengingat secara sadar; girus parahippocampal, yang juga berada di lobus temporal, berperan dalam diskriminasi keakraban. Jika Anda menderita epilepsi, biasanya ada gangguan pada koneksi ini.

Epilepsi lobus temporal dapat disertai kejang tonik-klonik, yang menyebabkan kejang tak terkendali dan gerakan otot lainnya. Deja vu yang terkait dengan epilepsi jenis ini juga sering dikaitkan dengan hilangnya kesadaran, gemetar, lidah tergigit, kehilangan urin, dan kebingungan pasca kejang.

Apakah deja vu berbahaya?

Pengalaman seseorang terkait deja vu sesekali mungkin bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Namun bila Anda mulai mengalami deja vu lebih sering dari itu, inilah saatnya menemui dokter saat tanda berikut ini muncul

  • Terjadi beberapa kali dalam sebulan atau lebih sering (dibandingkan hanya beberapa kali dalam setahun).
  • Diikuti dengan hilangnya kesadaran.
  • Disertai dengan ingatan atau pemandangan visual yang tidak normal dan seperti mimpi.
  • Muncul dengan gejala seperti mengunyah tanpa sadar, meraba-raba, jantung berdebar kencang, atau perasaan takut.
Itulah beberapa penjelasan terkait fenomena deja vu yang bisa timbul karena kondisi medis dan psikologis tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News