KONTAN.CO.ID - Empty Sella Syndrome adalah gangguan langka yang ditandai dengan pembesaran atau malformasi struktur di tengkorak yang dikenal sebagai sella tursika. Sindrom tersebut diidap oleh Ruben Onsu seperti yang dia ungkapkan ke publik. Ruben Onsu menjelaskan bahwa dirinya mengidap Empty Sella Syndrome ke Raffi Ahmad dan Irfan Hakim di sebuah acara FYP Trans TV.
Lantas, seperti apa penjelasan detail mengenai Empty Sella Syndrome?
Baca Juga: Kemenkes dan Biofarma Luncurkan Alat untuk Mendeteksi Kanker Usus Apa itu Empty Sella Syndrome?
Dirangkum dari laman
Cleveland Clinic, Empty Sella Syndrome adalah gangguan langka yang ditandai dengan pembesaran atau malformasi struktur di tengkorak yang dikenal sebagai sella tursika. Sementara, sella tursika adalah cekungan berbentuk pelana pada tulang sphenoid yang berlokasi di tengah fossa kranial pada permukaan intrakranial dari tengkorak kepala. Diagnosis Empty Sella Syndrome dapat terlihat ketika kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata. Hal ini membuat area kelenjar pituitari atau sella tursika terlihat kosong, sehingga dinamakan “sella kosong”. Namun, sella tursika sebenarnya tidak kosong. Tetapi, sering diisi dengan cairan serebrospinal (CSF). CSF adalah cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Dengan sella kosong, CSF telah bocor ke sella tursika, yang memberi tekanan pada kelenjar pituitari. Hal ini menyebabkan kelenjar menyusut atau rata.
Baca Juga: 4 Olahraga Ini Aman Dilakukan bagi Perempuan dengan PCOS, Cari Tahu Yuk! Gejala Empty Sella Syndrome
Dirangkum dari laman
Rare Diseases, gejala Empty Sella Syndrome dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain dan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dalam kebanyakan kasus, terutama pada individu dengan sindrom sella kosong primer, tidak ada gejala terkait (tanpa gejala). Seringkali, sindrom sella kosong ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan CT atau MRI ketika individu sedang dievaluasi karena alasan lain. Gejala paling umum yang berpotensi terkait dengan sindrom sella kosong adalah sakit kepala kronis. Namun, tidak diketahui apakah sakit kepala berkembang karena sindrom sella kosong atau hanya temuan kebetulan.
Baca Juga: 4 Olahraga Ini Aman Dilakukan bagi Perempuan dengan PCOS, Cari Tahu Yuk! Selain itu, beberapa gejala Empty Sella Syndrome yang mungkin terjadi antara lain:
- Keluarnya cairan dari puting secara tidak teratur (galaktorea).
- Disfungsi ereksi.
- Haid tidak teratur (haid) atau tidak haid (amenore).
- Penurunan atau tidak ada keinginan untuk berhubungan seks (libido rendah).
- Kelelahan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang dengan sindrom sella kosong memiliki gejala berikut:
- Peningkatan tekanan di dalam tengkorak mereka (tekanan intrakranial jinak).
- Kebocoran cairan serebrospinal dari hidung (cerebrospinal rhinorrhea).
- Pembengkakan diskus optikus akibat peningkatan tekanan kranial (papiledema).
- Perubahan penglihatan, seperti hilangnya kejernihan penglihatan.
Baca Juga: Ini Ciri-Ciri Usus Kotor dan Cara Mengatasinya Efek Empty Sella Syndrome ke tubuh
Kebanyakan individu dengan sindrom sella kosong tidak memiliki gejala terkait, tetapi ada kekhawatiran mengenai kekurangan hormon tertentu bagi pengidap Empty Sella Syndrome. Sebab, kelenjar pituitari adalah kelenjar endokrin penting yang bertugas membuat banyak hormon berbeda. Ini juga memberitahu kelenjar sistem endokrin lain untuk melepaskan hormon, termasuk:
- Kelenjar adrenal.
- Ovarium atau testis.
- Kelenjar tiroid.
Baca Juga: Bisa Disalahgunakan, Pakar Farmasi UGM Jelaskan Penggunaan Ganja untuk Medis Hormon adalah bahan kimia yang mengoordinasikan berbagai fungsi dalam tubuh dengan membawa pesan melalui darah ke organ, otot, dan jaringan lainnya. Sinyal-sinyal ini memberi tahu tubuh apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya.
Nah, kelenjar pituitari terhubung ke hipotalamus melalui batang pembuluh darah dan saraf. Ini disebut tangkai hipofisis. Melalui tangkai, hipotalamus berkomunikasi dengan kelenjar pituitari dan memberitahunya untuk melepaskan hormon tertentu. Hipotalamus adalah bagian dari otak yang mengontrol fungsi-fungsi seperti tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pencernaan. Demikian penjelasan mengenai Empty Sella Syndrome dan gejalanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News