MOMSMONEY.ID - Tak asing di dunia kerja masa kini, kenalan dengan budaya kerja
hustle culture, yuk. Remaja milenial pasti sudah tidak asing dengan istilah
hustle culture. Istilah kekinian ini cukup menjelaskan tentang kehidupan manusia yang terus bergerak tanpa berhenti. Sebagaimana yang dilansir dari laman
The Finery Report, definisi
hustle culture adalah sebuah kondisi yang mengharuskan para pekerja memiliki jam kerja tak terbatas.
Baca Juga: 4 Tanda Orang Bersifat Dewasa, Apakah Anda Termasuk? Cek Di Sini Orang-orang yang menganut
hustle culture ini adalah orang-orang
workaholic yang kebanyakan bekerja tanpa mengenal waktu. Mereka juga akan mengutamakan kepentingan pekerjaannya dibanding hal lain.
Hustle culture mulai muncul di kalangan pekerja masa kini lantaran banyaknya tekanan untuk terus bekerja dan meraih impian.
Exposure dari sosial media menjadi sumber utama munculnya
hustle culture. Pekerja mulai berlomba-lomba memposting kehidupan kerjanya yang tiada henti. Tentu saja agar selalu terlihat sibuk dan produktif. Karena pengaruh tersebut kemudian membuat orang lain merasa kurang produktif dan akhirnya berlomba-lomba untuk membuat diri mereka terlihat lebih produktif.
Baca Juga: Resiliensi di Dunia Kerja Penting Enggak ya? Simak Penjelasannya di Sini Walaupun
hustle culture terlihat baik dan memiliki dampak baik bagi karier seseorang, namun bisa membawa dampak buruk juga bagi pekerjanya. Melansir dari laman
The Daily Star,
hustle culture bisa menciptakan kondisi kantor yang tidak sehat. Pekerja baik di kantor maupun di luar kantor akan berkompetisi untuk mendapatkan pengakuan atau posisi tertentu dengan cara motivasi yang tidak sehat seperti
over-working. Selain itu
hustle culture juga akan berpengaruh terhadap mental seseorang. Kelelahan, kewalahan, dan kesibukan yang tidak ada hentinya akan membawa seseorang menjadi lelah secara mental. Hal tersebutlah yang menyebabkan munculnya
burnout.
Baca Juga: 4 Buku Parenting Terbaik untuk Temukan Pola Asuh Anak yang Tepat Burnout dapat membuat pekerja kehilangan motivasi untuk bekerja dan menjadi lebih pesimis. Di samping itu, kurangnya waktu untuk beristirahat juga membuat
hustle culture menjadi sebuah budaya yang buruk bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Menciptakan keseimbangan dalam bekerja dan situasi yang sehat di kantor merupakan hal yang harus dianut oleh pekerja dibanding budaya
hustle culture.
Lingkungan kerja yang suportif dan menghargai setiap usaha yang dilakukan akan membuat situasi pekerja dan mentalnya menjadi lebih baik dan tidak tertekan. Selain itu, pekerja juga perlu memberikan batasan bagi kepentingan kerja dan pribadi. Agar orang lain bisa menghargai waktu dan batasan yang dimiliki selama bekerja. Sehingga risiko
over-working dan
burnout pun bisa dihindari. Itulah penjelasan mengenai apa itu budaya kerja
hustle culture, penyebab, dan efeknya bagi para pekerja. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Christ Penthatesia