KONTAN.CO.ID - Kenali apa itu Jam Kiamat, sejarah, hingga kondisi pada tahun 2025. Media sosial sedang ramai dengan pembahasan Jam Kiamat yang diperkenalkan kembali oleh para Ilmuwan di awal tahun ini. Jam Kiamat (Doomsday Clock) merupakan simbol yang digunakan untuk menggambarkan seberapa dekat umat manusia dengan bencana global yang dapat memusnahkan peradaban. Jam ini bukanlah jam fisik, tetapi sebuah metafora yang dikembangkan oleh ilmuwan untuk mewakili ancaman besar terhadap kelangsungan hidup umat manusia, seperti perang nuklir, perubahan iklim, dan teknologi berbahaya lainnya.
Waktu pada jam ini diatur oleh Bulletin of the Atomic Scientists, dan semakin dekat jarum jam ke tengah malam, semakin besar risiko bencana global. Baca Juga: Apa Itu Rip Current? Ini Arti, Penyebab, hingga Cara Mengenali pada Bibir Pantai
Sejarah Jam Kiamat

Fungsi Jam Kiamat
Fungsi utama dari Jam Kiamat adalah untuk meningkatkan kesadaran global tentang ancaman yang dihadapi umat manusia dan mendorong tindakan politik serta diplomatik untuk mengurangi risiko tersebut. Setiap kali jarum jam diperbarui, hal ini dilakukan berdasarkan penilaian oleh para ahli mengenai ancaman yang ada, seperti:- Perang nuklir: Potensi penggunaan senjata nuklir dalam konflik global.
- Perubahan iklim: Pemanasan global yang terus meningkat dan ketidakmampuan masyarakat internasional untuk mengatasi dampaknya.
- Teknologi berbahaya: Teknologi baru seperti kecerdasan buatan, senjata biologis, dan siber yang berpotensi disalahgunakan.
Kondisi Jam Kiamat Saat Ini
Melansir dari laman NPR.org, Pada tahun 2025, Jam Kiamat diatur menjadi 89 detik sebelum tengah malam, yang merupakan jarak terdekat dalam sejarah jam tersebut. Kondisi ini menggambarkan risiko yang sangat tinggi dari perang nuklir, meningkatnya ketegangan geopolitik, perubahan iklim yang tak terkendali, serta risiko dari teknologi yang semakin maju tanpa regulasi yang memadai. Beberapa alasan yang mempengaruhi pengaturan ini antara lain:- Ketegangan geopolitik: Konflik global yang melibatkan kekuatan nuklir, seperti ketegangan antara Amerika Serikat, Rusia, dan China.
- Perubahan iklim: Kegagalan komunitas internasional dalam mencapai kesepakatan yang efektif untuk mengurangi emisi karbon.
- Perkembangan teknologi: Ancaman yang muncul dari kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan dan senjata siber yang belum diatur dengan baik.