KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simak apa itu Multitasking dan dampak buruknya untuk kesehatan. Istilah ini tentu kerap didengar dan menjadi pembahasan terkait produktivitas seseorang. Multitasking pada dasarnya merupakan kemampuan untuk melakukan beberapa tugas atau aktivitas secara bersamaan. Multitasking yang dapat terjadi ketika seseorang mencoba melakukan dua tugas secara bersamaan, berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya, atau melakukan dua atau lebih tugas secara berurutan dengan cepat.
Penelitian terkait Multitasking
- Di tempat kerja: Menulis email sambil mengikuti rapat virtual.
- Dalam kehidupan sehari-hari: Memasak sambil menonton televisi atau mendengarkan podcast.
- Menggunakan teknologi: Membuka beberapa aplikasi di smartphone secara bersamaan, seperti menjawab chat sambil menonton video.
Kekurangan Multitasking
Meski terdapat klaim dapat membantu menyelesaikan beberapa tugas dalam waktu lebih singkat, sayangnya hal tersebut membuat efek buruk. Multitasking secara singkat dapat meningkatkan tingkat stres, yang menyebabkan tekanan darah dan detak jantung naik. Melansir dari Brown Health, Multitasking juga dikaitkan dengan gejala depresi dan kecemasan. Efek ini mungkin bersifat sementara, namun tekanan darah dan stres yang meningkat secara kronis dapat memiliki dampak permanen pada otak dengan meningkatkan risiko penyakit serebrovaskular dan gangguan kognitif. Baca Juga: Pengertian Short Attention Span, Penyebab, hingga Langkah Pencegahan Efek Buruk multitasking:- Penurunan kualitas kerja: Melakukan banyak tugas sekaligus bisa membuat kita tidak fokus, sehingga hasil pekerjaan mungkin kurang optimal atau penuh kesalahan.
- Stres: Membagi perhatian antara beberapa hal bisa membuat seseorang lebih cepat lelah dan stres.
- Waktu penyelesaian lebih lama: Sering kali multitasking justru membuat tugas selesai lebih lama karena sering teralihkan antara tugas satu dan lainnya.