KONTAN.CO.ID - Nyamuk anopheles adalah nyamuk penyebab penyakit malaria pada manusia yang bisa berujung kematian jika terlambat ditangani. Apa itu nyamuk anopheles? Nyamuk anopheles betina dapat membawa parasit bernama plasmodium yang menjadi penyebab penyakit malaria pada manusia. Parasit plasmodium ini terbagi menjadi empat jenis, yakni
plasmodium vivax,
plasmodium ovale,
malariae plasmodium, dan
plasmodium falciparum. Dirangkum dari laman
Kementerian Kesehatan, jenis
plasmodium falciparum adalah yang paling banyak ditemukan dan biasanya menjurus pada malaria berat dan sering menyebabkan kematian.
Lalu, apa itu nyamuk anopheles dan seperti apa gejala malaria?
Baca Juga: 10 Penyebab Asam Lambung Naik & 5 Makanan Rekomendasi Kemenkes untuk Atasi GERD Apa itu nyamuk anopheles?
Nyamuk anopheles adalah nyamuk yang dapat menyebabkan malaria. Ciri-ciri nyamuk anopheles adalah bertubuh langsing dan aktif saat sore hari hingga subuh. Nyamuk anopheles paling banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Biasanya perkembangbiakkan nyamuk anopheles paling banyak terjadi selama dan sesaat sesudah musim hujan. Nyamuk anopheles berkembangbiak dengan bertelur, lalu telur berubah menjadi larva dan tumbuh menjadi nyamuk dewasa. Selama proses ini, nyamuk anopheles betina akan mencari darah sebagai makanannya untuk mengurus telur-telurnya. Nah, saat mereka mencari darah dan menggigit manusia inilah, nyamuk anopheles mentransmisikan parasit plasmodium ke manusia.
Baca Juga: 5 Makanan Rekomendasi Kemenkes untuk Atasi GERD, Cek Juga Penyebab Asam Lambung Cara penularan malaria oleh nyamuk anopheles
Cara penularan malaria yakni jika terkena gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi parasit plasmodium. Parasit plasmodium pun akan berkembangbiak di organ hati (liver) dan menginfeksi sel darah merah. Hal ini membuat penularan malaria bisa terjadi melalui transfusi darah, transplantasi organ, atau penggunaan alat suntik bekas pasien yang terinfeksi malaria. Malaria juga bisa menular dari ibu hamil ke janin, baik sebelum atau sesudah kelahiran. Namun, Anda tidak perlu khawatir berlebihan sebab malaria tidak akan menular dari orang ke orang seperti flu, dan tidak menular lewat hubungan seksual. Malaria juga tidak menular lewat kontak atau sentuhan dengan orang yang terinfeksi malaria atau bersentuhan dengan benda-benda mereka.
Baca Juga: Cari Tahu yuk Moms, Inilah Sederet Manfaat Buah Cempedak untuk Kesehatan Gejala malaria yang perlu diwaspadai
Gejala malaria tidak langsung muncul ketika seseorang terkena gigitan nyamuk anopheles pembawa parasit. Apabila imunitas tubuh seseorang sangat baik, maka kemungkinan terinfeksi malaria menjadi lebih kecil. Sementara, bagi orang dengan imunitas kurang baik, gejala malaria biasanya muncul 10-15 hari setelah gigitan nyamuk. Beberapa gejala malaria yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:
- Menggigil sedang sampai berat
- Demam tinggi
- Tubuh kelelahan
- Banyak keringat
- Sakit kepala
- Mual disertai muntah
- Diare serta nyeri otot
- Gejala anemia atau kurang darah
Baca Juga: Biasa Digunakan Sebagai Jamu, Ini Manfaat Kunyit Putih Untuk Kesehatan Gejala malaria tersebut mulai dirasakan atau muncul sekitar 10 hari hingga 4 minggu setelah pertama kali terinfeksi. Namun, penderita terkadang mulai merasakan gejala malaria 7 hari setelah tergigit nyamuk. Penyakit malaria dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu biasa dan berat. Penyakit malaria biasa adalah penyakit yang biasanya tidak menyebabkan komplikasi yang parah dan hanya menimbulkan gejala utama karena tidak ada organ vital yang terdampak, gejala yang muncul umumnya bertahan selam 6-10 jam. Penyakit malaria berat merupakan komplikasi dari jenis biasa yang tidak segera ditangani. Jika dibiarkan lama, malaria juga bisa menyebabkan anemia dan penyakit kuning (munculnya warna kuning pada kulit dan mata) akibat kekurangan darah merah).
Baca Juga: Cek! Ini Daftar Lengkap Penyakit yang Ditanggung dan Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan Wilayah endemik malaria di Indonesia
Jumlah kasus malaria di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat dan wilayah paling banyak kontribusi kasus malaria berada di wilayah timur khususnya di Papua, Papua Barat, Maluku, dan NTT. Dikutip dari laman
Kementerian Kesehatan (3/5/2023), hampir 89% kasus-kasus malaria masih ada di wilayah-wilayah tersebut. Untuk daerah lain, semisal Jawa – Sumatera rata-rata sudah eliminasi malaria dengan Annual Parasite Incidence (API) di bawah 1/1000 penduduk. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr. Imran Pambudi menjelaskan Indonesia menyumbangkan kasus terbesar ke-2 setelah India di Asia. Berdasarkan data WHO 2022 Estimasi kasusnya sebesar 811.636 kasus positif pada tahun 2021.
Baca Juga: Pemda Diminta Terlibat Aktif Capai Target Sektor Kesehatan Pengobatan malaria
Pengobatan malaria dilakukan sesuai dengan jenis malaria, tingkat keparahan gejala, dan kondisi pasien. Dikutip dari laman
RSUD dr. Mohammad Soewandhie Pemkot Surabaya, pengobatan jenis malaria yang disebabkan oleh
plasmodium vivax yang tergolong ringan, penderita akan diberikan obat rawat jalan berupa ACT atau obat
chloroquine. Selain itu untuk mencegah kambuhnya malaria jenis ini, ditambahkan juga obat
primaquine. Sedangkan untuk jenis malaria yang disebabkan oleh
plasmodium falciparum dengan derajat gejala sedang, penderita akan dirawat di ruang non ICU rumah sakit.
Baca Juga: Sepuluh Target RPJMN Terancam Meleset Bagi penderita dengan derajat gejala berat, penderita akan dirawat di ICU (Intensive Care Unit) dan diberikan obat melalui suntikan selama 24 jam pertama.
Apabila Anda hendak berkunjung ke wilayah endemik malaria di Indonesia seperti di Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencegah malaria. Obat tersebut harus diminum selama 4 hingga 8 minggu. Diminum seminggu sebelum pergi ke daerah tersebut sampai 4 minggu setelah pulang. Obat diminum setiap hari dan pada jam yang sama. Demikian ulasan mengenai nyamuk anopheles penyebab malaria dan gejala malaria yang perlu diwaspadai. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News