KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) mengumumkan rencana untuk menurunkan neraca yang kini menggelembung hingga US$ 4,5 triliun. Ada kekhawatiran langkah ini bakal mengangkat nilai tukar dollar AS. Apakah sebenarnya pengurangan neraca ini? Berdasarkan keputusan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September, bank sentral akan mulai normalisasi neraca pada Oktober 2017. Keputusan ini merupakan realisasi lanjutan hasil rapat Juni 2017. Sekadar mengingatkan, pada periode krisis finansial sejak 2008, The Fed mencetak uang untuk menggerakkan pasar finansial dan mem-
bailout berbagai institusi finansial dan pemerintah AS agar tidak kolaps.
The Fed membeli efek beragun KPR yang waktu itu rontok. The Fed pun membeli
US treasury alias surat utang pemerintah AS dalam jumlah besar. Dengan pembelian efek ini, The Fed menyuntikkan dana segar ke pasar finansial. Lewat kebijakan normalisasi, Federal Reserve berniat mengembalikan kondisi peredaran uang ke level sebelum krisis. Secara teori, hal ini tentu memiliki efek minimal bagi ekonomi AS yang mulai pulih. Menurut rilis statistik Federal Reserve per 21 September 2017, bank sentral menggenggam efek
US treasury sebesar US$ 2,46 triliun. The Fed juga menggenggam
notes dan obligasi dengan total US$ 2,34 triliun. Aset lain adalah efek beragun KPR alias
mortgage-backed securities dengan total nilai US$ 1,78 miliar. Bank sentral mengumumkan akan mengurangi kepemikan efek secara bertahap dengan mengurangi reinvestasi pada pokok efek, terutama efek utang. The Fed, dalam pengumuman normalisasi kebijakan moneter menyebut, pengurangan bertahap akan dilakukan sebagai berikut: 1. Untuk pembayaran pokok yang diterima The Fed dari efek
US treasury maksimal US$ 6 miliar per bulan untuk tahap awal. Pelepasan
US treasury ini akan ditambah US$ 6 miliar lagi dalam interval tiga bulan, selama satu tahun ke depan. Jadi, tiga bulan lagi, penjualan
US treasury oleh The Fed akan mencapai US$ 12 miliar per bulan, dan US$ 18 miliar pada enam bulan lagi. Pembayaran pokok yang diterima The Fed akan terus meningkat hingga mencapai US$ 30 miliar per bulan. 2. Untuk pembayaran pokok obligasi dan efek beragun KPR, the Fed akan menerima pembayaran maksimal US$ 4 miliar per bulan pada tahap awal. Sama seperti US treasury, The Fed akan menggandakan penarikan dana dalam interval tiga bulanan hingga mencapai maksimal US$ 20 miliar per bulan.
FOMC akan menjaga tingkat pembayaran maksimal hingga kepemilikan efek oleh Federal Reserve turun secara bertahap, "Hingga Committee menilai bahwa Federal Reserve tidak memegang efek lebih dari yang diperlukan untuk mengimplementasikan kebijakan moneter secara efektif dan efisien," ungkap FOMC. Nah, menurut catatan The Fed, ada US$ 10,95 miliar
US treasury yang akan jatuh tempo dalam 15 hari sejak 20 September 2017. Pada periode 16 hari hingga 90 hari, akan ada
US treasury jatuh tempo US$ 27,61 miliar. Jika The Fed berpegang pada kebijakan normalisasi, bank sentral ini akan membiarkan
US treasury jatuh tempo sebesar US$ 6 miliar dan memperpanjang sisanya. Hingga setahun ke depan, tidak ada efek beragun KPR yang jatuh tempo pada portofolio Federal Reserve. Artinya, poin kedua normalisasi baru akan terjadi setahun lagi.
Editor: Wahyu T.Rahmawati