Apa itu Perilaku Impulsif - JAKARTA. Kenali apa itu kebiasaan impulsif yang timbul pada seseorang. Kata ini muncul dalam berbagai peristiwa fenomena di media sosial terkait tindakan mengatur keuangan. Kata Impulsif muncul pada konten terkait keuangan individu maupun tindakan pendewasaan pada tumbuh kembang anak. Nah, tindakan impulsif bisa saja tidak dilakukan sekali atau bahkan berulang dan menjadi kebiasaan impulsif.
Lalu, apa arti dari kebiasaan impulsif yang berhubungan dengan pengambilan keputusan? Simak penjelasan dari sisi Psikologi.
Baca Juga: Jangan Langsung Putus Asa, Ini 6 Cara Menghadapi Kegagalan dari Robert Kiyosaki Apa itu Kebiasaan Impulsif?
Impulsif merupakan tanda seseorang memiliki kecenderungan untuk bertindak tanpa berpikir. Misalnya, Anda mungkin mengatakan sesuatu secara sembarangan, membeli sesuatu secara tiba-tiba, atau berlari ke seberang jalan tanpa melihat. Tindakan Impulsif tidak sama dengan sikap kasar atau kurangnya disiplin diri. Itu adalah pola perilaku yang dimulai di otak. Kebiasaan impulsif dalam jumlah tertentu sering terjadi, terutama pada anak-anak atau remaja, dan belum tentu merupakan pertanda adanya masalah. Biasanya seseorang bertindak impulsif karena otaknya masih berkembang. Namun dalam beberapa kasus, hal ini dapat menjadi bagian dari kondisi tertentu.
Baca Juga: Apa Arti Kata Effort dalam Bahasa Gaul dan Percintaan, Pahami Penggunaannya Penyebab Impulsif
Faktor pemicu adanya tindakan impulsif adalah perkembangan otak. Hal ini terkait dengan bagian otak yang mengontrol pengambilan keputusan dan penalaran disebut korteks prefrontal. Itu adalah bagian dari lobus frontal di dahi, dilansir dari
Web MD. Anda dapat menganggapnya sebagai suara kecil di kepala Anda yang bertanya, “Apakah ini ide yang bagus? Mengapa atau mengapa tidak?" Jika Anda memiliki kontrol impuls yang rendah, suara itu mungkin sangat pelan atau tidak terdengar sama sekali. Hal ini membuat Anda sulit menahan diri untuk tidak mengambil sepotong kue lagi atau memberikan komentar. Anak-anak seringkali bersikap impulsif karena mereka masih dalam masa pertumbuhan dan berlanjut seiring tumbuh dewasa. Saat Anda remaja, otak Anda mengalami beberapa perubahan besar. Setiap bagian otak berubah dengan kecepatannya masing-masing. Bagian yang memproses emosi (seperti amigdala) cenderung matang lebih cepat dibandingkan bagian yang mengontrol penalaran (seperti korteks prefrontal). Akibatnya, remaja seringkali diliputi oleh emosi namun belum memiliki keterampilan mengambil keputusan untuk memikirkan reaksi
- Kurangnya Pengendalian Diri: Seseorang yang kurang mampu mengendalikan diri mungkin cenderung bertindak impulsif.
- Kecemasan atau Stres: Kondisi emosional yang tinggi, seperti kecemasan atau stres, dapat meningkatkan kecenderungan untuk bertindak tanpa berpikir panjang.
- Kurangnya Kesadaran Konsekuensi: Orang yang tidak mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang mungkin lebih rentan terhadap perilaku impulsif.
- Ketergantungan pada Impulsifitas Sebagai Koping Mechanism: Beberapa orang mungkin menggunakan perilaku impulsif sebagai cara untuk mengatasi tekanan atau ketidakpastian.
Baca Juga: Ketahui Apa Arti Starboy yang Viral di TikTok: Asal Usul dan Penggunaan Konten Penyakit terkait impulsif
Perilaku impulsif dapat menjadi gejala dari beberapa kondisi, termasuk yang tidak secara langsung melibatkan perilaku impulsif - sebagai contoh, gangguan kecemasan dan spektrum autisme, dikutip dari
Resource Treatment Center. 1. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Contoh impulsivitas pada ADHD melibatkan menginterupsi orang lain yang sedang berbicara, berseru menjawab pertanyaan, atau kesulitan menunggu giliran saat berdiri dalam antrian. 2. Gangguan Bipolar Gangguan otak ini memengaruhi suasana hati, tingkat energi, dan kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Impulsivitas dapat muncul dalam perilaku seperti kebiasaan pengeluaran yang ekstrem atau penyalahgunaan zat. 3. Trichotillomania Penyakit kejiwaan ini dikenal sebagai "gangguan mencabut rambut," ini terjadi ketika seseorang tidak bi.sa berhenti mencabut rambutnya di bagian atas kepala, alis, kelopak mata, atau di mana saja pada tubuh. 4. Perjudian Patologis Orang yang memiliki gangguan ini tidak bisa berhenti berjudi, meskipun hal itu memengaruhi pekerjaan, kehidupan pribadi, dan kesehatan. Seseorang juga akan melakukan kejahatan untuk mendapatkan uang untuk berjudi. Merasa gelisah atau mudah marah ketika mencoba mengurangi atau berhenti berjudi. Berjudi untuk menghindari masalah atau perasaan sedih atau kecemasan.
Cara mengatasi kebiasaan impulasif
Ada beberapa tahapan yang bisa mengatasi perilaku impulsif dapat melibatkan berbagai pendekatan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu: 1. Peningkatan Kesadaran Diri Sadari pola perilaku impulsif yang mungkin terjadi. Perhatikan kapan dan mengapa Anda cenderung berperilaku impulsif. Kenali faktor-faktor atau situasi tertentu yang memicu perilaku impulsif Anda. Hal ini dapat membantu Anda mengantisipasi dan mengelola pemicu tersebut. 2. Atur Emosi dan Stres Pelajari cara mengatur emosi dengan baik. Teknik-teknik seperti meditasi, olahraga, atau terapi dapat membantu dalam mengelola stres dan emosi. Selain itu, identifikasi sumber stres dan usahakan untuk menguranginya. Kelebihan stres dapat meningkatkan kecenderungan perilaku impulsif. 3. Buat Rencana Perencaan kegiatan atau tindakan untuk menghadapi situasi-situasi yang rentan menyebabkan perilaku impulsif. Pertimbangkan konsekuensi dari tindakan perilaku mendadak. Pastikan untuk memberikan diri Anda waktu memikirkan keputusan-keputusan penting.
4. Cari Dukungan dan Terapi Bicarakan dengan teman, keluarga, atau seorang profesional tentang tantangan yang Anda hadapi. Dukungan sosial dapat membantu Anda mengatasi perilaku impulsif. Pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional, seperti psikolog atau konselor, yang dapat membimbing Anda melalui strategi pengelolaan impulsif. Itulah beberapa informasi terkait pengertian dari perilaku impulsif, penyebab, penyakit terkait, dan cara mengatasinya dengan jalan medis. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News