Apa Itu Perubahan Iklim dan Seperti Penanganan Perubahan Iklim SDGs di Indonesia?



KONTAN.CO.ID - Hari Bumi atau Earth Day diperingati pada 22 April 2024. Hari Bumi perlu diperingati lantaran masih banyak masalah lingkungan di Bumi. Terutama masalah perubahan iklim.

Tema Hari Bumi 2024 adalah "Planet vs Plastik", yakni kampanye untuk menyerukan dan mengadvokasi kesadaran masyarakat akan dampak buruk penggunaan plastik sekali pakai terhadap lingkungan.  

Untuk itu, kita juga bisa merayakan Hari Bumi 2024 dengan berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik demi kesehatan manusia dan Bumi. 


Selain itu, Google Doodle pada Hari Bumi 2024 juga menyoroti masalah progres penanganan perubahan iklim. Lantas, apa itu perubahan iklim dan bagaimana progres penanganan perubahan iklim di Indonesia?

Baca Juga: Hingga Kuartal I, Hasil Investasi Sejumlah Dapen Tumbuh Positif

Apa itu perubahan iklim? 

Perubahan iklim adalah fenomena pemanasan global di mana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu.

Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global terdiri dari berbagai faktor yang berbeda serta menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia.

Dirangkum dari laman Indonesia Baik, perubahan iklim terjadi secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar Matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti penggunaan hutan sebagai lahan pertanian atau perkebunan dan penggunaan bahan bakar fosil.

Baca Juga: Percepatan Tanam Padi, Petani CSA Grobogan Jadi Target Kementan di Jateng

Penyebab perubahan iklim

Ada beberapa faktor penyebab perubahan iklim, diantaranya:

  • Efek gas rumah kaca
  • Pemanasan Global
  • Kerusakan lapisan ozon
  • Kerusakan fungsi hutan
  • Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol
  • Gas buang industri
Baca Juga: Ragam Peluang Pembiayaan Hijau untuk Pelaku Usaha, Yayasan Juga Masyarakat Adat

Dampak perubahan iklim 

Dirangkum dari laman resmi Gramedia, berikut adalah dampak perubahan iklim bagi kehidupan masyarakat:

1. Curah hujan tinggi 

Curah hujan yang berlebih di musim penghujan sendiri kemudian akan mengakibatkan naiknya air di permukaan laut.

2. Musim kemarau yang berkepanjangan

Dampak perubahan iklim adalah musim kemarau berkepanjangan yang lebih panas termasuk diantaranya gelombang panas, intensitas hujan yang terus berkurang di musim kemarau, serta kekeringan yang parah.

Baca Juga: Alasan Real Estat Komersial Sertifikasi Hijau Paling Banyak Dicari di Asia Pasifik

3. Berkurangnya sumber air

Hingga saat ini rata-rata ketersediaan air di daerah subpolar, aliran air sungai dan daerah tropis basah diperkirakan akan mengalami peningkatkan sekitar 10-40%. 

Sementara pada daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air kemudian akan mengalami pengurangan sekitar 10-30% hingga akhirnya berbagai daerah yang kini mengalami kekeringan kemudian akan semakin menjadi parah kondisinya.

Baca Juga: Tingkatkan Karier dengan Memahami Ilmu Keberlanjutan dalam 10 Jam

4. Kepunahan ekosistem

Kemungkinan terjadinya kepunahan ekosistem yaitu pada spesies hewan dan tumbuhan adalah 20-30%. 

Hal ini terjadi jika bertambah CO2 di atmosfer serta kenaikan suhu rata-rata global sebanyak 1,5-2,5 derajat Celcius, yang kemudian akan turut meningkatkan tingkat keasaman laut.

Hal ini kemudian akan berdampak negatif terhadap para organisme-organisme laut. 

Misalnya pada terumbu karang, hingga berbagai spesies yang hidupnya bergantung terhadap organisme tersebut.

Baca Juga: Penelitian Menunjukkan Perusahaan Mamin Berkomitmen Upaya Minimalkan Plastik

5. Industri, permukiman dan masyarakat

Dampak perubahan iklim juga berpengaruh terhadap industri, permukiman, dan masyarakat. 

Mereka yang terdampak adalah industri, permukiman serta masyarakat yang kian rentan umumnya berada di daerah bantaran sungai dan pesisir. 

Serta mereka yang tingkat perekonomiannya terkait erat dengan keberadaan sumber daya yang sensitif terhadap iklim, juga ia yang tinggal di daerah-daerah yang sering dilanda berbagai bencana ekstrim, di mana urbanisasi biasanya kemudian berlangsung dengan sangat cepat.

Komunitas dengan ekonomi ke bawah sendiri sangat rentan karena kapasitas adaptasi yang mereka miliki terbatas.  

Serta kehidupannya yang sangat tergantung pada sumberdaya, di mana sumber daya ini keberadaannya sangat mudah terpengaruh oleh iklim dan persediaan makanan juga air. 

Baca Juga: Dubai Lumpuh Akibat Hujan Lebat

Penanganan perubahan iklim berdasarkan SDGs

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah cetak biru bersama yang diadopsi semua negara anggota PBB untuk perdamaian dan kemakmuran bagi manusia dan planet Bumi.

SDGs memiliki 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat tercapai pada 2030. SDGs dialihbahasakan menjadi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. 

Pelaksaannya dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Baca Juga: Upaya Petani dan Penyuluh CSA NTB Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Dikutip dari Kompas.com (21/5/2023), tujuan nomor 13 dari 17 tujuan SDGs yaitu penanganan perubahan iklim, sebagaimana dilansir Kementerian PPN/Bappenas, memiliki lima target yaitu: 

  • Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
  • Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi, dan perencanaan nasional.
  • Meningkatkan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas manusia dan kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini perubahan ikim. 
  • Melaksanakan komitmen negara maju pada the United Nations Framework Convention on Climate Change untuk tujuan mobilisasi dana bersama sebesar 100 miliar dollar AS per tahun pada 2020 dari semua sumber untuk mengatasi kebutuhan negara berkembang dalam konteks aksi mitigasi yang bermanfaat dan transparansi dalam pelaksanaannya dan mengoperasionalisasi secara penuh the Green Climate Fund melalui kapitalisasi dana tersebut sesegera mungkin. 
  • Menggalakkan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas perencanaan dan pengelolaan yang efektif terkait perubahan iklim di negara kurang berkembang, negara berkembang pulau kecil, termasuk fokus pada perempuan, pemuda, serta masyarakat lokal dan marjinal. 
Demikian penjelasan mengenai apa itu perubahan iklim dan penanganan perubahan iklim di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News