Apa Itu Reksadana? Cari Tahu Yuk, Moms



MOMSMONEY.ID - Apa itu reksadana? Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Reksadana dirancang untuk anda yang masih pemula, belum memiliki banyak ilmu tentang investasi dan waktu terbatas. Namun, mempunyai modal dan berkeinginan untuk berinvestasi. 

Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.


Ada tiga hal yang terkait dari definisi reksadana, yaitu :

  1. Adanya dana dari masyarakat pemodal.
  2. Dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek.
  3. Dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
Sehingga, dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal. Sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut. Melansir dari idx.co.id, investasi memiliki keuntungan dan risiko, simak penjelasannya :

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini Berbalik Menguat, Jumat (16/7)

Apa keuntungan dari reksadana?

  1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan reksadana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
  2. Reksadana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
  3. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada reksadana di mana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.
Lalu, apa risiko dari reksadana?

  1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.
  2. Risiko Likuiditas. Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
  3. Risiko Wanprestasi. Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
Reksa dana memiliki banyak portfolio yang dibedakan menjadi :

  1. Reksadana pasar uang. Reksadana jenis ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
  2. Reksadana pendapatan tetap. Reksadana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang.
  3. Reksadana saham. Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas.
  4. Reksadana campuran. Reksadana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.
Baca Juga: Cermatlah Dalam Memilih Produk Asuransi Yang Tepat

Menurut hsbc.co.id, setiap jenis reksadana memiliki potensi dan risiko yang berbeda beda. Untuk risiko terendah ada pada reksadana pasar uang. Sedangkan untuk potensi return terbesar dengan risiko yang juga tidak kalah tinggi, anda bisa memilih reksadana saham.

Setelah mengetahui reksadana, Di mana Anda harus memulai berinvestasi, moms ?

Investasi reksa dana mulai banyak dilirik oleh masyarakat Indonesia. Telah banyak public figure dan perusahaan e-commerce/ fintech yang genjar mempromosikan mudahnya berinvestasi di reksadana. Bahkan moms bisa memulai investasi dari modal Rp100.000 saja. Ada pilihan tempat yang bisa anda gunakan dilansir dari bibit, yaitu:

1. Bank

Bank menjadi tempat yang aman bagi anda ingin memulai investasi reksadana. Cukup datang ke kantor bank dan beritahu bahwa anda ingin memulai investasi reksadana. Biasanya pihak bank akan memberikan informasi terkait produk reksadana beserta syarat dan ketentuan lainnya dengan detail.

2. Perusahaan Sekuritas

Jika Anda ingin berinvestasi di perusahaan sekuritas, pastikan perusahaan itu terpercaya dan sudah terdaftar OJK.

3. Perusahaan E-Commerce dan Fintech

Kemudahan bertransaksi menjadi poin penting bagi si pemodal. Sekarang ini, telah banyak perusahaan e-commerce dan fintech berbasis platform aplikasi mobile yang dapat memfasilitasi segala kebutuhan investasi anda. Dengan kemudahan tersebut anda tidak perlu repot-repot lagi. Selain dapat membeli reksa dana, anda juga akan diberikan edukasi seputar reksa dana. 

Itulah perkenalan singkat tentang reksadana, moms. Pastikan moms tahu apa tujuan untuk berinvestasi di reksadana. Jangan bosan untuk belajar investasi, ya!

Selanjutnya: Moms, Pahami Cara Menabung Emas Batangan dan Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizka Noveliana