MOMSMONEY.ID - Resistensi insulin mempengaruhi cara tubuh kita mengelola glukosa darah, yang merupakan sumber energi utama kita. Namun, apa itu resistensi insulin sebenarnya? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi apa itu resistensi insulin, penyebabnya, serta gejala yang terkait. Simak, ya! Apa itu Resistensi Insulin?
Melansir dari
WebMD, resistensi insulin adalah kondisi di mana sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespon secara efektif terhadap insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengatur kadar glukosa atau gula darah. Meskipun bisa bersifat sementara, resistensi insulin yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2. Tubuh Anda memperoleh glukosa sebagai sumber energi utama dari makanan yang dikonsumsi.
Baca Juga: Kental Manis Tidak Boleh Diseduh, Begini Penjelasan dari Dokter, Moms! Glukosa ini memasuki aliran darah dan dengan bantuan insulin, seharusnya masuk ke dalam sel untuk digunakan atau disimpan. Insulin juga memberi sinyal kepada pankreas untuk berhenti memproduksi lebih banyak insulin. Namun, jika Anda mengalami resistensi insulin, sel-sel Anda tidak membuka 'pintu' untuk glukosa meskipun insulin telah "meminta". Akibatnya, glukosa menumpuk di aliran darah, dan pankreas Anda terus memproduksi insulin. Pada awalnya, pankreas mungkin masih bisa memproduksi cukup insulin tambahan sehingga sel-sel akhirnya merespons dan kadar gula darah tetap normal. Tetapi lama-kelamaan, sel-sel menjadi semakin resisten terhadap insulin dan kadar glukosa darah Anda mungkin mulai meningkat.
Baca Juga: Seberapa Efektif Manfaat Daun Kersen untuk Diabetes? Cek Ulasannya di Sini Penyebab Resistensi Insulin Adapun beberapa penyebab resistensi insulin sebagai berikut:
- Berat badan berlebih, terutama lemak yang terakumulasi di sekitar perut.
- Kurangnya aktivitas fisik.
- Konsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan.
- Riwayat medis seperti diabetes gestasional atau penyakit hati berlemak nonalkohol.
- Risiko lebih tinggi jika ada anggota keluarga dengan diabetes.
- Kebiasaan merokok
- Risiko lebih tinggi pada individu berkulit hitam, Asia Amerika, Hispanik/Latin, atau penduduk asli dari Alaska, AS, dan Kepulauan Pasifik.
- Risiko meningkat setelah usia 45 tahun.
- Gangguan hormonal seperti sindrom Cushing, akromegali, dan hipotiroidisme.
- Penggunaan steroid dan beberapa obat tekanan darah dan HIV.
- Sleep apnea.
Baca Juga: Mengulik Manfaat Konsumsi Singkong untuk Diabetes, Kendalikan Gula Darah Gejala Resistensi Insulin Resistensi insulin seringkali tidak memiliki gejala yang dirasakan secara langsung, dan hanya dapat dideteksi melalui tes darah yang mengukur kadar gula darah. Namun, ada beberapa indikator yang bisa menunjukkan kemungkinan resistensi insulin:
- Lingkar pinggang lebih dari 40 inci pada pria dan 35 inci pada wanita.
- Tekanan darah 130/80 atau lebih tinggi.
- Kadar glukosa puasa di atas 100 mg/dL.
- Kadar trigliserida puasa di atas 150 mg/dL.
- Kadar kolesterol HDL di bawah 40 mg/dL pada pria dan 50 mg/dL pada wanita.
- Munculnya tag kulit dan bercak kulit gelap, beludru di bawah lengan atau di leher (acanthosis nigricans).
- Kerusakan pada pembuluh darah kecil di mata, yang dapat menyebabkan retinopati.
Nah, demikianlah ulasan terkait apa itu resistensi insulin serta penyebab dan gejalanya. Semoga bermanfaat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rezki Wening Hayuningtyas