MOMSMONEY.ID - Simak penjelasan mengenai responsive feeding saat memberii makan anak, yang dianjurkan oleh WHO!
Apa itu responsive feeding?
Responsive feeding didefinisikan sebagai praktik memberi makan yang mendorong anak untuk makan secara mandiri dan merespons kebutuhan fisiologis dan perkembangan anak. Hal ini mendorong pengaturan diri dalam makan dan mendukung kognitif, emosional dan perkembangan sosial. Baca Juga: Tips agar Bayi Cepat Gemuk dalam 1 Minggu, Bisa Dicoba Moms!Perbedaan responsive feeding dan non-responsive feeding?
Baca Juga: 7 Jenis Ikan Terbaik untuk MPASI Bayi, Ada Salmon hingga Mujair Responsive feeding- Mendorong anak untuk makan namun tidak memaksanya. Memperhatikan rasa lapar anak dan tanda anak sudah kenyang.
- Memberi makan secara perlahan dan sabar, serta mendorong anak untuk makan sendiri. Pahami bahwa makan berantakan adalah bagian dari belajar makan sendiri.
- Dorong waktu makan keluarga untuk menjadi contoh praktik makan yang sehat.
- Minimalkan distraksi saat makan karena anak-anak mudah kehilangan rasa tertarik pada makanan.
- Pahami bahwa waktu makan adalah periode untuk belajar dan menjalin ikatan. Berbicara dengan anak selama makan dan lakukan kontak mata.
- Apabila anak menolak makanan tertentu, coba lakukan eksperimen dengan kombinasi makanan, rasa, tekstur dan dorongan yang berbeda.
- Mendominasi saat makan dengan mengontrol dan menekan. Seperti memaksa anak menghabiskan makanannya meski anak sudah menunjukkan tanda kenyang.
- Menyuapi anak bahkan saat anak sudah bisa makan sendiri dan tidak memperhatikan tanda-tanda anak lapar atau kenyang.
- Tidak memberi contoh anak makan makanan sehat seperti memberi makan cepat saji.
- Mengabaikan anak atau membuat perhatian anak terakhir selama makan misal dengan menonton televisi atau ponsel saat makan.
- Tidak memanfaatkan waktu makan sebagai kesempatan untuk berinteraksi dengan anak.
- Tidak memberi anak kesempatan yang cukup untuk mencoba makanan lain saat anak menolaknya.