Apa itu Sindrom Patah Hati? Kenali Gejala dan Penyebabnya, yuk!



MOMSMONEY.ID - Apa itu sindrom patah hati? Sindrom patah hati adalah kondisi di mana otot-otot jantung melemah secara tiba-tiba, yang sering kali dipicu oleh stres fisik atau emosional yang intens. Akibatnya, sebagian jantung tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Dikutip dari Mayo Clinic, ketika jantung tidak dapat memompa secara efektif, ini bisa mengganggu aliran darah dan kemampuan jantung untuk menyuplai oksigen ke seluruh tubuh. Namun, kondisi ini biasanya bersifat sementara.

Secara medis, kondisi ini juga dikenal sebagai kardiomiopati stres atau kardiomiopati Takotsubo.


Baca Juga: Mengulik Fakta, Benarkah Terlalu Lama Duduk Menyebabkan Ambeien

Gejala Sindrom Patah Hati

Gejala sindrom patah hati sangat mirip dengan serangan jantung, yang mencakup nyeri dada, kesulitan bernapas, dan perasaan lelah yang tiba-tiba. Gejala sindrom ini bisa muncul dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah mengalami stres yang signifikan.

Mengutip dari Cleveland Clinic, gejala utama sindrom patah hati termasuk:

  • Nyeri dada yang tiba-tiba dan intens (angina).
  • Kesulitan bernapas.
  • Pelemahan ventrikel kiri jantung.
Gejala lain yang mungkin terjadi adalah:

  • Detak jantung yang tidak teratur (aritmia).
  • Tekanan darah rendah (hipotensi).
  • Jantung yang berdebar.
  • Pingsan.
Meskipun gejala sindrom patah hati mirip dengan serangan jantung, keduanya berbeda. Sindrom patah hati tidak melibatkan penyumbatan arteri koroner dan umumnya tidak menyebabkan kerusakan jantung permanen. Pemulihan dari sindrom patah hati biasanya cepat.

Baca Juga: Ketahui Bahaya Perut Buncit, Bisa Timbulkan Penyakit Ini lo

Penyebab Sindrom Patah Hati

Setelah mengetahui ap aitu sindrom patah hati dan gejalanya, penting juga untuk ketahui penyebabnya.

Penyebab pasti dari sindrom patah hati belum diketahui, tetapi diyakini bahwa stres fisik atau emosional berat seperti perceraian, kecelakaan mobil, atau kehilangan pekerjaan dapat memicunya.

Hormon stres yang dilepaskan saat stres dapat sementara mengganggu fungsi jantung. Adapun beberapa faktor yang meningkatkan risiko sindrom patah hati adalah:

  • Anda AFAB (Assigned Female at Birth).
  • Berusia di atas 50 tahun.
  • Memiliki riwayat gangguan kejiwaan seperti kecemasan atau depresi.
  • Memiliki riwayat gangguan neurologis seperti kejang atau stroke.
Baca Juga: Kolesterol Tinggi Karena Apa? Ternyata Ini Beberapa Penyebabnya

Stres emosional atau fisik tiba-tiba dapat memicu kondisi ini. Contoh stres emosional meliputi kesedihan mendalam, menerima kabar buruk, mengalami peristiwa traumatis, ketakutan yang intens, atau kemarahan yang hebat.

Sedangkan contoh stres fisik termasuk nyeri parah, kegiatan fisik yang melelahkan, masalah kesehatan serius seperti serangan asma atau stroke, demam tinggi, gula darah rendah, kehilangan darah besar, atau operasi.

Demikianlah ulasan lengkap terkait apa itu sindrom patah hati serta gejala dan penyebabnya. Semoga bermanfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rezki Wening Hayuningtyas