KONTAN.CO.ID - Stunting menjadi kata yang sering disebut di media dan media sosial akhir-akhir ini. Pasalnya, pencegahan stunting menjadi salah satu program yang digaunkan dalam pemilihan presiden 2024. Namun, sebenarnya apa itu stunting? Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Hal itu mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Dampak Stunting pada Anak
8 Langkah pencegahan stunting
Dirangkum dari laman Kemenkes dan UNICEF, berikut 8 cara atau langkah pencegahan stunting: 1. Memberikan nutrisi seimbang Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat. Baca Juga: Polusi Udara Buruk Berpotensi Meningkatkan Angka Stunting 2. Edukasi ke orang tua Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita. Dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan. 3. Menyusui Lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Menyusui dalam waktu satu jam setelah kehidupan akan melindungi bayi baru lahir dari infeksi dan mengurangi risiko kematian. Baca Juga: Tekan Stunting, Prabowo Janji Menganggarkan Rp 400 Triliun untuk Makan Siang Anak 4. ASI ekslusif Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan. 5. Imunisasi Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas. Baca Juga: Dukung Program Hari Ikan Nasional, STP Adakan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan 6. Sanitasi dan akses air bersih Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan. 7. Memberikan vitamin A Asupan rutin suplemen vitamin A setelah usia enam bulan dapat mengurangi kematian pada balita hingga hampir seperempat di daerah yang kekurangan vitamin A. 8. Memberi Suplemen Asupan rutin suplemen zat besi dan obat cacing dapat melindungi anak-anak dari kekurangan zat besi, anemia, dan perkembangan yang buruk. Selain itu, anak-anak juga dapat terlindungi dari gizi buruk dan anemia melalui suplementasi zat besi dan asam folat mingguan yang diawasi, pemberian obat cacing dua kali setahun. Serta konseling untuk memperbaiki pola makan mereka, dan pemberdayaan untuk tetap bersekolah dan menghindari pernikahan dini dan kehamilan. Baca Juga: Atasi Stunting, FKM UI &Indofood Luncurkan Platform Learning Center bagi Nakes &KaderMenu MPASI cegah stunting
- ASI
- Makanan sumber nabati (sayuran, buah-buahan, bahan pokok)
- Makanan sumber hewani (susu, telur, ikan, daging), dan
- Makanan yang diperkaya, serta variasi makanan dari setiap kategori kebutuhan untuk dikonsumsi (de Pee, 2009)
- Apabila variasi makanan tersebut tidak dapat diperoleh, misalnya karena keterbatasan keuangan atau tidak tersedia, makanan yang difortifikasi seperti bubur bayi secara khusus mungkin diperlukan untuk mengisi kesenjangan nutrisi.
- Nasi putih 30 gr
- Dadar telur 35 gr
- Sayur kare wortel tempe 20 gr
- Nasi, telur dadar, tempe dan wortel dilumatkan kemudian disaring
- Ditambahkan kuah sayur atau santan sampai mendapatkan konsistensi bubur kental
- Sajikan
- Nasi putih 45 gr
- Ikan kembung bumbu kuning 30 gr
- Tumis buncis 25 gr
- Nasi, ikan kembung bumbu kuning, dan tumis buncis dicincang
- Sajikan dengan kuah sayur atau santan kare
- Nasi putih 55 gr
- Semur hati ayam 45 gr
- Bening bayam 20 gr
- MPASI untuk anak 12 hingga 23 bulan disajikan dalam bentuk makanan keluarga atau dicincang agak besar jika diperlukan