KONTAN.CO.ID - Tone deaf adalah istilah yang akhir-akhir ini sering muncul di media sosial. Istilah ini biasanya digunakan untuk menyindir seseorang yang tidak peka terhadap sesuatu. Tone deaf sebenarnya adalah istilah yang berkaitan dengan musik. Secara harfiah tone deaf artinya tuli akan nada. Namun, apa sebenarnya arti tone deaf dalam bahasa slang?
Apa itu tone deaf?
Tone deaf adalah istilah yang digunakan sebagai ketidakmampuan seseorang mengikuti nada bahkan lagu dalam melodi yang sederhana. Tone deaf seringkali juga disebut sebagai amusia. Namun, istilah tone deaf kemudian meluas dan digunakan dalam konteks sosial terutama di media sosial. Tone deaf dalam konteks sosial artinya tidak peka akan situasi sosial. Dikutip dari laman Dictionary, tone deaf adalah kondisi saat seseorang tidak memahami sentimen, sikap, atau preferensi publik. Sementara menurut laman Merriam-Webster, tone deaf adalah ketika seseorang menunjukkan ketidakpekaan atau bersikap acuh tak acuh terutama dalam hal sentimen, opini, atau selera publik. Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental yang Bisa Anda Lakukan Sehingga, tone deaf adalah kondisi saat seseorang tidak peka dan tidak bisa berempati atau bersikap acuh tak acuh dalam suatu kondisi atau situasi yang sensitif. Istilah tone deaf juga sering digunakan saat seseorang bertindak kurang peka terhadap isu-isu sensitif di media sosial atau dalam percakapan sehari-hari. Contohnya, saat seseorang bersikap merendahkan orang lain karena dia berhasil mencapai suatu prestasi tertentu dan mengomentari orang yang tidak berhasil menyamai prestasinya termasuk orang-orang tidak becus. Selain itu, seseorang yang menganggap bahwa menikah, mempunyai anak, memiliki mobil, dan pekerjaan mapan adalah hal yang seharusnya bisa dicapai semua orang. Kemudian, dia merendahkan orang yang tidak bisa mencapai hal tersebut. Baca Juga: Jangan Tertipu, Ini Ciri-Ciri Kucing Anggora Asli, Nama-Nama Kucing Ini Bisa DipilihApakah kamu termasuk tone deaf?
- Orang-orang enggan menyampaikan pandangannya secara jujur kepadamu karena caramu menanggapinya.
- Orang lebih banyak membicarakanmu kepada orang lain daripada berbicara langsung kepadamu.
- Orang tidak mau bekerja dengan atau untukmu.
- Seringkali orang melihatmu sebagai orang yang negatif atau toxic
- Orang sering kali mengalamai kesal atau depresi saat berbincang denganmu.
- Kamu sering kali tidak mendapat promosi atau kesulitan mencari pekerjaan baru.
- Kamu tidak tersenyum, tidak melakukan kontak mata, atau berusaha membuat orang lain merasa diterima.
- Kamu jarang menjalin hubungan atau menerima orang lain di rumah.
- Kamu kesulitan menunjukkan emosi dan merasa tidak nyaman ketika orang lain menunjukkannya.
- Kamu melihat sebagian besar dunia dalam warna hitam dan putih dan jarang mengkompromikan posisimu dengan posisi orang lain.