Apa itu Toxic Relationship? Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan Cara Menghindarinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pahami apa itu Toxic relationship dari ciri-ciri dan cara menghindarinya. Hubungan seseorang dengan orang lain tentu bisa bersifat negatif maupun positif.

Nah, ini merujuk pada istilah "Toxic relationship" yang menjadi kata yang kerap muncul di media sosial. Pengertian Toxic relationship adalah hubungan yang dapat merugikan atau merugikan satu atau kedua belah pihak yang terlibat.

Dalam konteks hubungan interpersonal, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan hubungan yang penuh dengan perilaku negatif, tidak sehat, atau merugikan, yang dapat merugikan kesejahteraan emosional, fisik, atau mental salah satu atau kedua pasangan.


Ciri-ciri dari suatu hubungan yang dianggap "toxic" dapat mencakup kekerasan verbal atau fisik, kontrol yang berlebihan, manipulasi emosional, ketidaksetaraan kekuasaan, kepercayaan yang rusak, dan ketidakmampuan untuk membangun komunikasi yang sehat dan saling mendukung.

Baca Juga: Kenali Apa itu Toxic Positivity, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapi Situasi

Seringkali, dalam hubungan yang toksik, salah satu atau kedua pasangan mungkin merasa terjebak, sulit untuk mengakhiri hubungan, atau menghadapi kesulitan dalam menetapkan batasan dan menghormati kebutuhan satu sama lain.

Penting untuk menyadari ciri-ciri toxic relationship dan, jika memungkinkan, mencari dukungan profesional atau berbicara dengan orang-orang terdekat untuk mendapatkan bantuan dan saran.

Ciri-ciri toxic relationship

Simak beberapa ciri-ciri toxic relationship yang perlu dikenali.

  • Kekerasan Fisik atau Verbal: Terjadinya kekerasan fisik atau penggunaan kata-kata yang merendahkan, menyakitkan, atau menghina.
  • Kontrol Berlebihan: Salah satu pasangan berusaha untuk mengendalikan aspek-aspek kehidupan lainnya, termasuk keputusan pribadi, interaksi sosial, atau kebebasan pribadi.
  • Manipulasi Emosional: Penggunaan taktik manipulatif untuk mengendalikan atau memanfaatkan emosi pasangan, seperti menyebabkan rasa bersalah, menipu, atau memanfaatkan ketidakpastian.
  • Ketidaksetaraan Kekuasaan: Hubungan yang tidak seimbang dalam hal kekuasaan, di mana salah satu pasangan memiliki kendali yang berlebihan sementara yang lain merasa terpinggirkan.
  • Ketidakmampuan untuk Menerima Kesalahan: Sulitnya salah satu atau kedua pasangan untuk mengakui atau meminta maaf atas kesalahan mereka.
  • Ketidaksetaraan Pengorbanan: Jika hanya satu pasangan yang selalu harus mengorbankan keinginan atau kebutuhan mereka untuk memenuhi keinginan pasangan lain.
  • Ketidakamanan dan Kekhawatiran Berlebihan: Perasaan tidak aman dan rasa takut yang terus-menerus, mungkin disebabkan oleh tingkah laku pasangan yang merendahkan atau mengancam.
  • Isolasi Sosial: Salah satu pasangan mencoba untuk mengisolasi yang lain dari teman, keluarga, atau dukungan sosial lainnya.
  • Ketidakseimbangan Emosional: Hubungan yang penuh gejolak, sering kali terjadi perubahan tiba-tiba antara periode sukacita dan kemarahan.
  • Kesulitan dalam Komunikasi: Kesulitan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur, atau kurangnya penghargaan terhadap pendapat dan perasaan pasangan.
Setelah mengenali ciri-ciri di atas, Anda perlu mewaspadai adanya kondisi berlanjut. Sehingga, Anda perlu membatasi dan menghindari hubungan tersebut.

Baca Juga: Tanda-Tanda Hubungan Toxic, Sering Disalahkan

Cara menghindari toxic relationship

Berikut beberapa langkah lagi untuk mengatasi hubungan toxic relationship dilansir dari Very Well Mind.

1. Bicaralah dengan orang lain tentang apa yang Anda saksikan. Bersikaplah tegas terhadap kebutuhan dan perasaan Anda sambil juga mengambil tanggung jawab atas peran Anda 2. dalam situasi tersebut.

2. Diskusikan apa yang Anda anggap sebagai masalah dan putuskan bersama apakah Anda ingin mengubah dinamika untuk memastikan kebutuhan Anda berdua terpenuhi.

3. Evaluasi kembali hubungan Anda dan tanyakan pada diri Anda: Apakah orang ini menyebabkan kerusakan nyata pada harga diri dan kesehatan mental saya secara keseluruhan?

4. Batasi waktu yang Anda habiskan bersama orang-orang yang membawa frustrasi atau ketidakbahagiaan ke dalam hidup Anda. Jika orang tersebut adalah seseorang yang perlu Anda ajak berinteraksi, seperti anggota keluarga atau rekan kerja, Anda mungkin perlu membatasi interaksi.

5. Jika Anda memutuskan untuk membicarakan kekhawatiran Anda, gunakan pernyataan "Saya merasa" saat menjelaskan perasaan dan emosi Anda. Melakukan hal itu membantu mencegah mereka merasa defensif.

6. Sadarilah bahwa beberapa orang toxic tidak mau berubah, terutama saat mereka yang kurang memiliki kesadaran diri atau keterampilan sosial.

Penting untuk diingat bahwa toksisitas dalam hubungan bisa bersifat kontinum, dan tidak semua hubungan yang mengalami satu atau beberapa yang otomatis menjadi toxic.

Itulah beberapa penjelasan terkait apa itu Toxic relationship dari ciri-ciri dan cara menghindarinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News