KONTAN.CO.ID - Vulkanisme pada gunung berapi adalah fenomena ini memiliki pengaruh yang penting dalam keberlangsungan kehidupan makhluk hidup di bumi. Bersumber dari Modul Geografi Paket C, Kemendikbud Ristek, vulkanisme adalah peristiwa pembentukan gunung api yang disebabkan oleh pergerakan magma dari dalam litosfera ke lapisan yang lebih atas atau hingga permukaan bumi. Kuat tidaknya gerakan magma dipengaruhi oleh kedalaman dan besar dapur magma yang terdapat di lapisan bawah bumi.
Instrusi dan ekstrusi magma
Instrusi magma adalah terobosan atau dorongan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfera, namun tidak sampai ke permukaan bumi. Mengutip dari Modul Geografi Kelas X Kemendikbud Ristek, intrusi magma dibedakan menjadi lima kelompok berikut ini:- Batholit atau dapur magma.
- Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi): Magma yang menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.
- Lakolit: Magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas sehingga bentuknya seperti lensa cembung.
- Gang (korok): Merupakan batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok).
- Diatrema: Lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunung api yang bentuknya seperti silinder memanjang.
- Lava: Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi dan mengalir ke permukaan bumi.
- Lahar: Material campuran yang terdiri atas lava dengan materi-materi yang ada di permukaan bumi berupa pasir, kerikil, debu, dan lain-lain dengan air sehingga membentuk lumpur.
- Eflata dan piroklastika: Material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan debu vulkanik.
- Ekhalasi atau gas: Material berupa gas asam arang seperti fumarole (sumber uap air dan zat lemas), solfatar (sumber gas belerang), dan mofet (gas asam arang).
Tipe erupsi dan bentuk gunung api
Lebih lanjut, ekstrusi identik dengan letusan atau erupsi gunung api. Erupsi tersebut dibagi menjadi dua: Erupsi efusi dan eksplosif. Erupsi efusif merupakan erupsi yang mengeluarkan lelehan lava melalui retakan, rekahan, atau lubang kawah gunung. Sedangkan erupsi eksplosif berupa ledakan dengan keluarnya material atau bahan padat (eflata/piroklastika) seperti bom, kerikil, lapili, dan debu vulkanik, bersamaan dengan gas dan fluida. Baca Juga: Balik Arah, Reksadana Saham Pimpin Penguatan Sepekan, Ini 5 Terbaiknya Untuk tempat keluarnya magma dibedakan menjadi tiga, diantaranya:- Erupsi linear: Magma keluar melalui celah atau retakan yang memanjang, sehingga membentuk deretan gunung api.
- Erupsi areal,: Letusan yang terjadi jika letak dapur magma dekat dengan permukaan bumi, kemudian magma membakar dan melelehkan lapisan batuan yang berada di atasnya sehingga membentuk lubang yang besar di permukaan bumi.
- Erupsi sentral: Letusan yang terjadi keluar melalui sebuah lubang yang membentuk gunung api yang terpisah-pisah.
- Gunung api perisai (Shield Volcanoes): Gunung api yang beralas luas dan berlereng landai, merupakan hasil erupsi efusif magma yang cair, seperti gunung api di kepulauan Hawaii; Gunung Kilauea, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea.
- Gunung api maar: Gunung yang terbentuk dari erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat dan hanya terjadi sekali saja, bentuknya hanya berupa tanggul di sekeliling kawah. Contohnya seperti Gunung Lamongan di Jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
- Gunung api strato atau kerucut: Hasil campuran antara letusan efusif dan eksplosif yang berulang kali. Gunung api ini berbentuk kerucut dan badannya berlapis-lapis. Gunung api di Indonesia sebagian besar merupakan gunung jenis ini, contohnya: Gunung Kerinci, Merapi, Ciremai, Semeru, Batur, Tangkuban Perahu, dan Gunung Fujiyama di Jepang.
Tipe letusan gunung api
Letusan gunung api berbeda-beda tergantung dengan kedalaman dapur magma, volume dapur magma, dan kekentalan atau viscositas magma. Kekentalan magma sendiri tergantung dengan susunan dan tinggi suhu, semakin tinggi suhunya, maka semakin besar viscositasnya. Berikut ini tipe-tipe letusan gunung api:- Tipe Hawaii
- Tipe Stromboli
- Tipe Vulkano
- Tipe Perret
- Tipe Merapi
- Tipe St. Vincent dan Mt. Pelle