KONTAN.CO.ID - Hari Raya Waisak 2024 akan diperingati oleh umat Buddha di Indonesia pada Kamis, 23 Mei 2024. Waisak adalah hari besar agama Buddha. Peribadatan umat Buddha untuk merayakan Waisak akan dipusatkan di Candi Borobudur. Selain itu, proses ibadah juga berlangsung di sejumlah candi buddhis, misalnya Candi Sewu, Candi Muara Takus, Candi Muara Jambi, dan Candi Sojiwan. Dikutip dari Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama, rangkaian peringatan Tri Suci Waisak dimulai dengan Bakti Sosial Kesehatan, pengambilan api abadi di Kabupaten Grobogan, pengambilan air berkah di Kabupaten Temangung, Prosesi, Puja Bhakti Waisak, dan diakhiri Puja Pelita/offering lantern.
Lantas, apa itu Waisak?
Baca Juga: 35 Kata-kata Hari Raya Waisak 23 Mei 2024 Penuh Doa dan Makna untuk Umat Budha Apa itu Waisak?
Waisak adalah hari untuk memperingati lahirnya Siddhartha Gautama atau juga dikenal sebagai sang Buddha. Buddha adalah gelar, yang berarti yang tercerahkan atau yang terbangun. Dirangkum dari laman
BBC.com , Siddhartha diyakini adalah seorang pangeran yang lahir dalam keluarga kaya di tempat yang sekarang disebut Nepal pada abad ke-5 SM. Dalam ajaran Buddha, Siddhartha Gautama menyadari bahwa kekayaan dan kemewahan tidak menjamin kebahagiaan.
Baca Juga: Libur Waisak, KAI akan Operasikan 4 KA Tambahan untuk Antisipasi Lonjakan Penumpang Kemudian, Siddhartha Gautama melakukan perjalanan sebagai orang suci tunawisma untuk belajar lebih banyak tentang dunia dan melihat penderitaan di dunia. Setelah enam tahun belajar dan bermeditasi dalam perjalanannya, ia menjadi sadar secara spiritual dan mencapai tujuannya untuk menemukan makna dalam hidup. Siddhartha Gautama mendapatkan pencerahan di bawah pohon Bodhi yang berada di Bodh Gaya dan pohon tersebut saat ini menjadi tempat bersejarah bagi agama Buddha di India. Ia kemudian menjadi Buddha dan selama sisa hidupnya Siddharta Gautama mengajar para pengikutnya tentang pengalamannya.
Baca Juga: Pekan Ini Ada Libur Panjang Lagi, Cek Tanggal Merah & Cuti Bersama Mei 2024 Sejarah perayaan Waisak
Sejarah perayaan Waisak dimulai pada 1950, ketika Sri Lanka mengadakan sebuah konferensi pertama tentang Persekutuan Buddhis Sedunia atau disebut pula sebagai World Fellowship of Buddhists. Dirangkum dari laman
Unvesak Australia, dalam konferensi tersebut memutuskan perayaan Waisak sebagai hari lahir Buddha di beberapa negara sekaligus. Kemudian, Raja Nepal telah merayakan peringatan hari kelahiran Buddha di negara dan mendorong negara lain mengikutinya.
Baca Juga: Ini Promo dan Tips dari AirAsia Move biar Libur Long Weekend Menyenangkan Anggota World Fellowship pun akhirnya mendesak para kepala negara untuk menjadi hari lahir Buddha sebagai hari libur nasional untuk menghormati sang Buddha atau Siddhartha Gautama. Selanjutnya, hingga saat ini perayaan Waisak adalah untuk memperingati hari lahir sang Buddha. Ajaran Sang Buddha, pesan welas asih, kedamaian, dan niat baiknya telah menggerakkan jutaan orang. Jutaan orang di seluruh dunia mengikuti ajaran Buddha dan pada Hari Waisak memperingati kelahiran, pencapaian pencerahan, dan wafatnya Buddha.
Baca Juga: Pekan Ini Ada Libur Panjang Lagi, Cek Tanggal Merah & Cuti Bersama Mei 2024 Perayaan Waisak
Setiap tahunnya, hari raya Waisak jatuh pada tanggal yang berbeda. Perayaan Waisak dilakukan pada bulan Purnama dan bergantung pada penandaan kalender Buddha atau Buddhist Era (BE). Dikutip dari laman resmi
Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, penetapan Hari raya Tri Suci Waisak di Indonesia menggunakan metode Purnama-Sidhi berdasarkan perhitungan astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern. Pada satu tahun perputaran Bumi mengitari Matahari berjumlah 365 hari. Sedangkan satu tahun lunar hanya 355 hari. Sehingga, terdapat perbedaan 10 hari setiap tahunnya.
Baca Juga: Injourney Targetkan Ribuan Pengunjung Candi Borobudur Selama Libur Waisak Pada tahun kabisat lunar, dalam satu tahun terdapat 13 purnama. Pada saat itu, terdapat bulan Waisak ganda.
Maka, perhitungannya berpatokan pada kalender lunar atau chandra Buddhis yang sudah menyesuaikan dengan perhitungan kalender Matahari atau solar-surya. Atau, perhitungan luni-solar yang setiap satu daur 19 tahun terdapat 7 tahun kabisat lunar dengan 7 bulan sisipan. Demikian penjelasan apa itu Waisak dan Waisak hari raya agama apa, yakni Buddha. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News