JAKARTA. Membanjirnya penawaran obligasi korporasi ikut berimbas pada sepinya lelang obligasi pemerintah Senin (12/5). Minat investor yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) ini hanya mencapai Rp 14,18 triliun atau terendah sepanjang tahun ini."Saat ini relatif banyak korporasi yang menawarkan obligasi dengan kupon menarik. Sehingga, kemungkinan investor sebagian beralih ke sana," kata Analis obligasi Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga, Senin (12/5). Selain itu, kata Desmon, surutnya minat investor juga disebabkan oleh harga SUN yang relatif sideways beberapa pekan terakhir.Kendati sepi, namun pemerintah memutuskan menyerap lelang mencapai Rp 10 triliun atau di atas target indikatif yang sebesar Rp 8 triliun. Menurut Desmon, permintaan yield yang cukup kompetitif atau mendekati yield di pasar sekunder ikut mendorong pemerintah melakukan upsize dari lelang kali ini.Dalam lelang ini, pemerintah menaarkan lima seri lawas. Investor meminta yield yang lebih tinggi apabila dibandingkan pada lelang sebelumnya. Seperti, Seri SPN12150501 (reopening) bertenor satu tahun yang mengalami permintaan yield tertinggi mencapai 7,25%. Permintaan tersebut lebih tinggi ketimbang lelang pekan sebelumnya dengan yield tertinggi sekitar 7%.Ataupun seri FR0068 (reopening) bertenor 20 tahun, dimana investor meminta yield tertinggi mencapai 9% dan yield terendah 8,5%. Permintaan tersebut lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya dimana investor mengajukan permintaan yield tertinggi 8,8% dan yield terendah 8,5%.Selain kedua seri tersebut, pemerintah juga menawarkan tiga seri lainnya. Yakni, seri SPN12150206 (reopening), seri FR0070 (reopening), serta seri FR0071 (reopening).Desmon memperkirakan harga SUN tahun ini masih berpotensi mengalami kenaikan, khususnya tenor panjang. Menguatnya harga SUN akan dipengaruhi oleh suku bunga dan rupiah yang stabil serta defisit transaksi yang terus membaik."Dari sisi makro, sampai saat ini belum ada data signifikan yang dapat mendorong pelemahan harga SUN. Bahkan, ruang untuk naik masih ada," ujar dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Apa kata analis soal lelang SUN?
JAKARTA. Membanjirnya penawaran obligasi korporasi ikut berimbas pada sepinya lelang obligasi pemerintah Senin (12/5). Minat investor yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) ini hanya mencapai Rp 14,18 triliun atau terendah sepanjang tahun ini."Saat ini relatif banyak korporasi yang menawarkan obligasi dengan kupon menarik. Sehingga, kemungkinan investor sebagian beralih ke sana," kata Analis obligasi Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga, Senin (12/5). Selain itu, kata Desmon, surutnya minat investor juga disebabkan oleh harga SUN yang relatif sideways beberapa pekan terakhir.Kendati sepi, namun pemerintah memutuskan menyerap lelang mencapai Rp 10 triliun atau di atas target indikatif yang sebesar Rp 8 triliun. Menurut Desmon, permintaan yield yang cukup kompetitif atau mendekati yield di pasar sekunder ikut mendorong pemerintah melakukan upsize dari lelang kali ini.Dalam lelang ini, pemerintah menaarkan lima seri lawas. Investor meminta yield yang lebih tinggi apabila dibandingkan pada lelang sebelumnya. Seperti, Seri SPN12150501 (reopening) bertenor satu tahun yang mengalami permintaan yield tertinggi mencapai 7,25%. Permintaan tersebut lebih tinggi ketimbang lelang pekan sebelumnya dengan yield tertinggi sekitar 7%.Ataupun seri FR0068 (reopening) bertenor 20 tahun, dimana investor meminta yield tertinggi mencapai 9% dan yield terendah 8,5%. Permintaan tersebut lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya dimana investor mengajukan permintaan yield tertinggi 8,8% dan yield terendah 8,5%.Selain kedua seri tersebut, pemerintah juga menawarkan tiga seri lainnya. Yakni, seri SPN12150206 (reopening), seri FR0070 (reopening), serta seri FR0071 (reopening).Desmon memperkirakan harga SUN tahun ini masih berpotensi mengalami kenaikan, khususnya tenor panjang. Menguatnya harga SUN akan dipengaruhi oleh suku bunga dan rupiah yang stabil serta defisit transaksi yang terus membaik."Dari sisi makro, sampai saat ini belum ada data signifikan yang dapat mendorong pelemahan harga SUN. Bahkan, ruang untuk naik masih ada," ujar dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News