KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden Donald Trump pada Kamis (1/3) mengumumkan, Amerika Serikat akan memberlakukan tarif impor baja dan aluminium dari seluruh dunia. Well, dunia juga memiliki sesuatu untuk disampaikan kembali ke Trump.

Mengutip CNBC, tarif yang diberlakukan akan mencapai 25% untuk impor baja dan 10% untuk impor aluminium. Rencananya, tarif ini akan mulai diberlakukan pada awal pekan depan.

Sejak pengumuman tersebut disiarkan, kekhawatiran akan pembalasan dan perang dagang langsung meningkat secara global. Sejumlah perusahaan juga sudah memperingatkan bahwa mereka akan menderita akibat kebijakan ini.

Inilah yang dikatakan dunia tentang langkah Trump.

Wall Street Journal: WSJ menyebut langkah Trump sebagai "kesalahan kebijakan terbesar dari sejarah Kepresidenannya". Dampak langsungnya, lanjut WSJ, kebijakan ini akan membuat AS sebagai pulau dengan harga baja dan aluminium tertinggi.

BBC: BBC bertanya, apa sebenarnya dampak dari penerapan tarif ini dan mengatakan bahwa setiap perang dagang dapat menempatkan banyak industri limbung di masa depan.

South China Morning Post: SCMP menulis, kami sudah melakukan perang perdagangan selama empat dekade terakhir. Dan coba tebak - China sudah menang.

Australian Broadcasting Corporation: Jika pemilik pabrik baja dan aluminium AS dikecualikan, Anda akan sulit sekali menemukan orang yang menganggap tarif adalah ide bagus. Ini tidak bagus untuk Australia, tapi mengerikan bagi AS, kata ABC.

China Daily: Proteksionisme baru Amerika mempertaruhkan perselisihan perdagangan internasional. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Trump bersedia mensubsidi baja dan aluminium Amerika, bahkan dengan mengorbankan industri AS yang jauh lebih besar dan lebih penting.

New York Times: Risiko sebenarnya bukanlah harga logam yang lebih tinggi, kata The Times, namun sistem perdagangan global mungkin akan dirusak.

Vanity Fair: Selain bertentangan dengan saran hampir semua penasihatnya, dan mungkin mengasingkan aliansi penting, Trump juga menempatkan banyak pekerjaan ke posisi yang berisiko, kata Vanity Fair.

The Washington Post: Kebijakan ini menyatakan bahwa tarif baja akan merugikan semua orang, termasuk AS dan industri logamnya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie