Apa penyebab penyakit jantung di usia muda?



JAKARTA. Kepergian salah satu penyanyi Indonesia, Mike Mohede yang begitu mendadak sangat mengejutkan. Mike yang berusia 32 tahun meninggal dunia di tengah tidur siangnya. Dikabarkan karena penyakit jantung.

Meninggalnya Mike secara mendadak semakin menambah panjang artis berusia muda yang meninggal dunia karena serangan jantung. Sebelumnya, kepergian sejumlah artis cukup mengejutkan khalayak karena terjadi secara tiba-tiba. Sebut saja artis Adjie Masaid dan presenter Ricky Jo.

Saat ini penyakit jantung memang tak lagi hanya menyerang orang-orang berusia lanjut. Kini, justru semakin banyak orang berusia muda terserang penyakit jantung. Sebenarnya apa penyebab penyakit jantung di usia muda? Adakah yang bisa dilakukan untuk pencegahan?


Belum lama ini sebuah studi melakukan pemeriksaan terhadap 760 mayat remaja dan orang berusia muda, para peneliti menemukan sumbatan pada arteri koroner yang disebabkan oleh penumpukan Kolesterol.

Hal tersebut menunjukkan bahwa, pencegahan penyakit jantung di masa depan sudah haris dilakukan sejak usia anak-anak, ungkap penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnaL Circulation.

“Intinya adalah bahwa pencegahan jangka panjang penyakit arteri koroner sudah harus dimulai pada masa anak-anak atau setidaknya di usia remaja,” ujar penelit senior Dr. Henry McGill, ilmuwan senior dari Southwest Foundation for Biomedical Research di San Antonio, Texas.

Studi ini meneliti arteri orang-orang muda yang meninggal karena penyebab lain, seperti bunuh diri, pembunuhan, dan juga kecelakaan.

Seperlima dari orang-orang muda berusia 30-34 telah muncul plak atau deposit lemak di dalam arteri koroner mereka, yang menandakan adanya risiko menuju serangan jantung dan stroke di masa depan.

Dalam penelitian ini, terlihat bahwa laki-laki dua kali lebih berisiko mengalami munculnya plak dibandingkan wanita dengan rentang usia yang sama.

Faktor risiko terbesar terjadinya sumbatan arteri adalah obesitas dan tingginya kadar low density lipoprotein (LDL) atau yang dikenal dengan Kolesterol jahat, yang mana inilah yang akan menempel di dinding-dinding arteri.

Sedangkan faktor risiko lain seperti merokok, tekanan darah tinggi, dan kadar high density lipoprotein (HDL) atau Kolesterol baik yang rendah juga meningkatkan risiko seseorang mengalami penyumbatan arteri.

Penelitian ini juga menemukan bahwa laki-laki muda berusia 20-an dan 30-an dengan Kolesterol tinggi, dua sampai tiga setengah kali lebih berisiko meninggal karena penyakit jantung dan berisiko mengalami kematian dini empat hingga sembilan tahun lebih awal dibanding para pria dengan kadar Kolesterol lebih sehat.

Dari penelitian ini, terungkap bahwa orang-orang berusia muda di awal 20-an harus mulai menguji kadar kolesterolnya, seperti yang direkomendasikan oleh National Cholesterol Education Project, kata Dr Peter Libby, Kepala Kedokteran Kardiovaskular di Brigham dan Rumah Sakit Wanita di Boston.

“Bahkan mereka yang berusia 20-an harus tahu berapa angka Kolesterol mereka dan memastikan bahwa kadar koelsterol mereka dalam kendali,” kata Libby.

“Ini jauh lebih baik untuk mencegah penyakit ini di awal, daripada mengobati serangan jantung dan stroke ketika sudah terjadi.”

Saat ini, pemeriksaan kadar Kolesterol berfungsi sebagai peringatan, ketika kadarnya di atas 200 miligram per desiliter dan menjadi perhatian khusus terutama pada orang dewasa setengah baya.

Kolesterol tinggi memang dapat diobati dengan penyesuaian diet dan obat penurun Kolesterol yang disebut “statin”, yang akan mengganggu sisntesis Kolesterol dan yang terbaru seperti Benecol, mengandung sterol yang akan mengganggu penyerapan Kolesterol dari usus.

Namun, menurut para dokter, sebelum diharuskan mengonsumsi pil, perubahan gaya hidup sangatlah penting, diantaranya dengan rutin berolahraga dan melakukan diet sehat.

The American Heart Association merekomendasikan menjaga asupan harian Kolesterol di bawah 300 miligram, menghindari junk food, dan makanan yang digoreng.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada usia yang terlalu muda untuk memulai, dan bahwa pemantauan dan konseling remaja tentang kebiasaan makan mereka dapat dibenarkan.

"Ini adalah ajakan yang sulit, karena remaja berpikir mereka abadi," catatan McGill. "Saya pun masih memiliki cucu, yang meskipun semua hal ini sudah didiskusikan di keluarga kami, ia masih memesan double cheeseburger dengan daging tambahan dan kentang goreng." (Bestari Kumala Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie