Apa, sih, yang harus dilakukan ketika anak diare?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu penyakit yang bisa diderita oleh anak-anak adalah diare. Sebagian orangtua akan merasa panik saat anaknya mengalami diare.

Hal itu bukan terjadi tanpa alasan. Dilansir dari data unicef.org, sekitar 8% anak-anak di bawah 5 tahun meninggal karena diare. Artinya, ada sekitar 480 ribu anak-anak yang meninggal tiap tahun karena penyakit tersebut.

Meski demikian, orangtua tidak perlu panik. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak diare. Seorang anak bisa dikatakan terkena diare ketika mengeluarkan feses berbentuk cair selama tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Hal itu terjadi karena tubuh anak berusaha mengeluarkan benda asing yang ada dalam tubuhnya.


Baca Juga: 3 cara mudah obati gejala tipes pada orang dewasa

Karena mengeluarkan feses dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya, seorang anak bisa mengalami dehidrasi. Hal penting yang bisa dilakukan oleh orangtua bukanlah fokus untuk menghentikan diare, tetapi berusaha agar anak tidak kekurangan cairan.

Anak diare yang sudah mengalami kondisi dehidrasi atau kekurangan cairan akan merasa lemas. Selain itu, urin yang dikeluarkan sudah tidak banyak dan warnanya menjadi lebih gelap. Mulut dan kondisi kulit anak juga bisa menjadi kering karena dehidrasi.

Apa yang harus dilakukan oleh orangtua?

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, anak diare bisa diatasi dengan memberikan cairan pengganti. Anda bisa memberikan air putih kepada anak. Selain itu, Anda juga dapat memberikan beberapa pilihan minuman lain, seperti jus buah atau cairan oralit (Anda bisa membeli atau membuatnya sendiri).

Selain memenuhi kebutuhan cairan, anak diare juga perlu diberi makan. Anda bisa memberikan sumber makanan seperti pisang bila anak sudah tidak memiliki energi untuk mengonsumsi makanan seperti biasa.

Baca Juga: Tertarik obat herbal, ini khasiat 3 bahan yang wajib Anda tahu

Hal yang sama juga berlaku bila anak diare masih mengonsumsi asi. Ibu perlu memberikan asi sesering mungkin agar bayi tidak mengalami dehidrasi dan kelaparan.

Saat melakukan penanganan seperti yang telah disebutkan, orangtua juga perlu memperhatikan kondisi anak diare lebih lanjut. Jika ada tanda-tanda yang lebih berbahaya, seperti feses yang keluar menjadi lebih hitam atau bercampur darah, nyeri yang terasa di perut, atau demam tinggi, segera bawa anak ke dokter untuk mendapat pertolongan yang tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News