Apa yang Bisa Dipelajari dari Warren Buffett Muda?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Charlie Munger, mitra setia Warren Buffett, kerap berkata bahwa menjadi investor hebat berarti berani memancing di tempat yang tak dipadati perahu nelayan. Filosofi ini menjadi dasar pendekatan Buffett muda yang kini diulas dalam buku Buffett’s Early Investments karya Brett Gardner.

Buku ini menggali 10 investasi awal Buffett antara 1950 dan 1966, masa di mana ia membangun fondasi karier legendarisnya di usia 20-an dan 30-an.  

Dengan akses informasi yang luas, biaya transaksi murah, dan fleksibilitas individu dibanding institusi, menjadi seperti Buffett seharusnya lebih mudah hari ini. Namun, ada tantangan besar: pasar lebih efisien, peluang jarang muncul, dan kebanyakan investor memburu ikan di lokasi yang sama.


Baca Juga: Kini,Harta Mark Zuckerberg Melampaui Kekayaan Gabungan Buffett & 3 Miliarder Ini

Menjadi Buffett muda bukan hanya soal memiliki data, tetapi juga soal berpikir berbeda, bersabar, dan berani mengambil risiko besar.  

Buffett muda bukan hanya mencari perusahaan undervalued, tetapi juga berusaha memahami bisnis secara mendalam. Ia membaca setiap laporan keuangan yang tersedia, mengunjungi kantor pusat perusahaan, dan bertanya langsung kepada manajemen. 

Misalnya, ketika menganalisis Greif Bros., pembuat tong dan kontainer, ia datang ke fasilitas mereka untuk mempelajari bisnis dari seorang pekerja garis depan.  

Buffett dikenal berani mengambil posisi besar dalam investasinya. Pada 1950, ia menempatkan 25% kekayaan bersihnya ke Marshall-Wells, dan pada 1951, lebih dari 50% asetnya berada di Geico. 

Baca Juga: Warren Buffett Membangun Kekayaannya dari Nol, Ini Cara yang Dilakukannya

Keberanian serupa terlihat pada 1966, ketika American Express menjadi hampir 40% dari total aset kemitraan investasinya. Gardner mencatat bahwa Buffett memiliki keyakinan luar biasa untuk memanfaatkan peluang langka yang ia temukan.  

Namun, keberanian itu didukung analisis mendalam. Buffett bahkan memasang iklan di surat kabar lokal untuk membeli saham Union Street Railway, karena sahamnya sangat jarang diperdagangkan. 

Ia juga memverifikasi keandalan bisnis American Express di tengah skandal dengan cara mendatangi restoran dan pengecer guna memastikan permintaan tetap stabil.  

Bagi investor masa kini, kesempatan untuk meniru langkah Buffett masih ada.

Baca Juga: Tiga Pelajaran Penting dari Kesuksesan Bill Gates

Di tengah dominasi institusi besar, individu dapat mengeksplorasi area pasar yang jarang dilirik, seperti: Bank komunitas, Kebangkrutan dan spin-off perusahaan, Perusahaan mikrokapitalisasi dengan nilai pasar di bawah US$ 1 miliar , Saham yatim piatu yang dikeluarkan dari indeks pasar Utama.  

Pendekatan ini memerlukan kesabaran, analisis intensif, dan keberanian. Meski berisiko, hasilnya bisa signifikan bagi mereka yang siap berkomitmen.  

Buffett muda mengajarkan bahwa kesuksesan bukan hanya tentang mengikuti arus utama. Strategi untuk fokus pada peluang yang terabaikan, dipadukan dengan kerja keras, kesabaran, dan keberanian, memungkinkan seorang individu menciptakan jejak yang luar biasa.  

Seperti nasihat Munger, jika Anda ingin menjadi investor hebat, carilah tempat memancing yang tak terlihat ramai. Di situlah ikan besar mungkin sedang menunggu.  

Selanjutnya: Tahukah Anda? Puasa Intermiten bisa Berdampak Negatif bagi Pertumbuhan Rambut

Menarik Dibaca: The New Tribeca Buka di Central Park Mall, Tempat Baru untuk Kuliner dan Relaksasi

Editor: Noverius Laoli